Menteri Basuki raih anugerah bidang infrastruktur

Kamis, 03 Agustus 2017 | 12:22 WIB   Reporter: Agus Triyono
Menteri Basuki raih anugerah bidang infrastruktur


JAKARTA. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberikan anugerah perekayasa utama kehormatan tahun 2017 di bidang infrastruktur kepada Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Unggul Priyanto, Kepala BPPT mengatakan, gelar tersebut diberikan karena dia dipandang telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan infrastruktur selama beberapa tahun belakangan ini.

Basuki juga dipandang telah mendorong para perekayasa untuk memanfaatkan teknologi dalam pembangunan infrastruktur nasional. "Anugerah diberikan setelah melalui mekanisme penilaian ketat oleh majelis perekayasa BPPT," katanya saat penganugerahan gelar tersebut di Gedung BPPT, Kamis (3/8).

Basuki dalam orasi ilmiahnya bertajuk "Terobosan dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Mengejar Ketertinggalan" mengatakan infrastruktur yang andal menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Ia menekankan pentingnya infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan dan menjawab keinginan masyarakat akan layanan yang lebih baik.

"Bangun infrastruktur bukan untuk memenuhi keinginan bermewah-mewah tapi untuk memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan dari negara lain," ujarnya.

Menurut Basuki, kemajuan yang ada saat ini belum cukup memadai. Bahkan Presiden Jokowi sering menyebut betapa tertinggalnya Indonesia dibanding negara lain.

"Ini supaya kita sadari seberapa jauh kita tertinggal. Makanya, masyarakat Indonesia punya ekspektasi lebih tinggi atas layanan infrastruktur yang berkualitas sehingga kita harus memberi respon cepat atas tuntutan itu secara adil dan merata. 'Infrastructure for all'," katanya.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan penganugerahan tersebut sangat tepat kepada Basuki karena kiprahnya mencerminkan esensi kegiatan yang banyak berperan dalam kegiatan perekayasaan infrastruktur.

"Terintegrasinya Indonesia dalam pasar ASEAN memerlukan keunggulan kompetitif. Daya saing kita yang rendah ini karena minimnya infrastruktur. Tanpa infrastruktur yang baik, Indonesia akan tertinggal di regional dan global. Inilah yang memotivasi kami memilih Pak Basuki sebagai perekayasa kehormatan 2017," tuturnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap penganugerahaan bisa mendorong penggunaan teknologi yang memelopori sebuah kemajuan.

"Kalau Pak Basuki memang tugasnya seperti itu, jadi berikan penghargaan yang pantas. Karena itu, semangat 'engineering', perekayasaan, itu lebih kita perbaiki dan percepat," ujarnya.

Anugerah gelar PUK BPPT telah diberikan sejak 2007 kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa dalam bidang inovasi/rekayasa.

Sebelumnya, 10 penerima gelar PUK yakni Emil Salim pada tahun 2007 di bidang lingkungan kebumian, Ciputra pada tahun 2008 di bidang manufaktur arsitektur, Rachmat Gobel pada tahun 2009 di bidang manufaktur industri dan Arifin Panigoro pada tahun 2010 di bidang energi, serta Wiratman Wangsadinata pada tahun 2011 di bidang infrastruktur.

Berikutnya, Martha Tilaar pada tahun 2012 di bidang kesehatan dan obat-obatan, Hatta Rajasa pada tahun 2013 di bidang kebijakan teknologi, Hartarto Sastrosoenarto pada tahun 2014 di bidang rekayasa industri, Jacobus Busono pada tahun 2015 di bidang teknologi manufaktur dan Indroyono Soesilo pada tahun 2016 di bidang teknologi maritim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru