Perempuan rawan terkena post-sex blues

Kamis, 08 Oktober 2015 | 13:00 WIB Sumber: Kompas.com
Perempuan rawan terkena post-sex blues


JAKARTA. Bermesraan dengan pasangan seharusnya membawa kesenangan.

Namun yang terjadi, hampir setengah dari semua perempuan pernah merasa sedih setelah berhubungan seks, ungkap sebuah penelitian.

Inilah kondisi yang bernama post-sex blues, yaitu sebuah kondisi yang ditandai dengan perasaan sedih, melankolis, depresi, menangis atau kelelahan setelah berhubungan seksual.

Dikutip dari Dailymail.co.uk, sebuah penelitian yang melibatkan 230 perempuan usia 18-55 tahun yang aktif secara seksual menganalisa seberapa sering kondisi post-sex blues mereka alami.

Hasilnya, 46 responden melaporkan pernah mengalami kondisi tersebut setidaknya sekali selama berhubungan seksual.

Bahkan, 1 di antara 20 responden (sekitar 5% responden) mengalaminya beberapa kali selama 4 minggu belakangan.

Penelitian yang dipublikasikan di Sexual Medicine tersebut menggaris bawahi bahwa post-sex blues tidak ada kaitannya dengan tingkat keintiman pasangan, melainkan bersumber dari komponen genetik atau pernah pengalami pengalaman buruk dalam kehidupan seks sebelumnya.

Peneliti Robert Schweitzer dari Queensland University of Technology mengatakan, sangat mungkin bagi perempuan yang pernah mengalami tindak kekerasan untuk menjalani hubungan di mana mereka tidak punya kekuatan untuk mengendalikan pasangan, sedikit kesempatan untuk mengutarakan keinginan mereka, atau rentan terhadap perasaan benci, yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya post-sex blues.

Selain itu, penelitian ini juga mendapati, perempuan yang memiliki kecenderungan “emosional reaktif” lebih rentan mengalami post-sex blues.

Emosional reaktif ditandai dengan perasaan terlalu sensitif yang membuat perempuan rentan terhadap perasaan negatif. 

Atau perasaan cemas karena takut kehilangan pasangan yang akhirnya menyebabkan masalah seksual.

Schweitzer mengatakan, kejadian post-sex blues biasanya berlangsung sekitar 4 jam setelah berhubungan seks lalu berangsur mereda.

Walau kondisi ini sebenarnya tak memengaruhi keintiman seks dengan pasangan, namun bila dibiarkan terlalu lama berpotensi membuat seorang perempuan kurang puas terhadap kehidupan seks mereka.

Bila gejala post-sex blues sering datang, ada baiknya Anda berkonsultasi pada seksolog untuk bisa lebih fokus terhadap hal-hal yang menyenangkan dari berhubungan seksual.

(Ayunda Pininta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru