Saat profesor dan peneliti menyajikan makanan

Sabtu, 18 April 2015 | 10:05 WIB   Reporter: Agus Triyono
Saat profesor dan peneliti menyajikan makanan

ILUSTRASI. Oil prices rose after top exporters Saudi Arabia and Russia reaffirmed their commitment to extra voluntary oil supply cuts.


Laboratorium atau akrab dengan singkatan lab, jelas bukan tempat yang nyaman untuk kongkow dengan kerabat sambil nyemil santai. Namun tidak demikian jika Anda berkunjung ke The Lab Cafe di bilangan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Meski banyak peralatan dan perlengkapan penelitian, di kafe yang baru berumur sekitar tiga tahun ini Anda dijamin ingin berlama-lama nongkrong dan ngobrol santai.

Namanya juga laboratorium, di kafe ini sangat banyak alat penelitian yang menjadi penghias ruangan. Sebut saja labu ukur, tabung reaksi, gelas beker, pipet ukur, pipet tetes, hingga tabung erlenmeyer yang berfungsi untuk menganalisa dan mencampur bahan-bahan penelitian.

Begitu Anda memasuki kafe The Lab, tabung-tabung kaca akan menjadi pemandangan pertama Anda. Peralatan laboratorium semakin banyak lagi berjajar di sekitar meja pelayanan, di dalam kafe.

Sedangkan di meja makan, tertempel tabel periodik kimia. Di sini, Anda pasti akan teringat kembali pelajaran saat di sekolah menengah pertama (SMP) dulu kala.  Bukan itu saja, suasana laboratorium bisa dirasakan dari pelayan kafe. Mereka semua berseragam jas lab, layaknya peneliti.

Jadi jangan harap Anda bisa menemukan barista alias para peracik minuman di kafe ini. Anda malah seperti bertemu dengan seorang profesor dan peneliti yang akan meracik hingga menyajikan makanan dan minuman sesuai pesanan Anda.

Meski begitu, suasana kafe ini sangat nyaman. Dengan dominasi interior berwarna hijau dan biru, serta furnitur warna cerah, Anda akan betah berlama-lama di sini membunuh waktu. "Konsepnya bagus, lain dari yang lain, makanya saya senang ke sini," ujar Kris Hadinata, desainer yang sudah menjadi pelanggan kafe ini.


Fungsi edukasi

Apalagi, kafe ini juga menyajikan menu beragam dan rasa memuaskan. Mau pilih apa? Di menu pembuka, ada chicken skin, mushroom popcorn, hingga beragam menu gorengan. Di menu utama, ada berbagai pilihan pasta, ramyun atau mi, hingga olahan nasi ayam dengan harga mulai dari
Rp 30.000-Rp 50.000-an per porsi. Lalu, dessert-nya ada crepes, es krim dan lainnya. Adapun di deretan menu minuman, beragam olahan milk tea, fresh tea, fresh milk, yoghurt, smoothies, hingga bubble drink dengan harga sekitar Rp 20.000-an.

Menu favorit di sini adalah ScienTEA`s H-Oh. Minuman seharga Rp 27.000 per porsi ini berisi perpaduan racikan bir, teh dan madu. Rasanya, seperti cola tapi manis.

Pemilik The Lab Cafe memang sengaja menyuguhkan konsep laboratorium untuk para pengunjung. Salah satu tujuannya, memberikan edukasi bagi pengunjung. "Jadi enggak hanya nongkrong dan ngobrol atau buka-buka handphone dan tablet, juga ada edukasi," kata Leo, sang pemilik.

Dengan membuat konsep kafe ala laboratorium, Leo berharap bisa mengubah cara pandang pengunjung, khususnya pelajar, terhadap laboratorium, ilmu kimia, dan fisika. "Dengan cara begini kami ingin memberi gambaran bahwa semua itu tidak menakutkan, tapi fun," papar Leo. Anda mau mencoba?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru