Sate tanpa otot biar tidak alot

Jumat, 21 Agustus 2015 | 15:24 WIB   Reporter: Merlinda Riska
Sate tanpa otot biar tidak alot


Sate terbilang penganan khas negeri ini. Bisa jadi sate populer karena cara memasaknya yang sederhana. Namun dari proses yang relatif simpel itu, muncul banyak variasi sate.

Di antara berbagai jenis sate itu, kebanyakan menggunakan daging ayam. Bahan kedua yang umum dipakai adalah daging kambing. Ada juga sate yang menggunakan daging sapi, seperti sate padang. Di beberapa daerah, dipakai daging hewan lain, semacam kelinci untuk bahan baku sate.

Nah, jika Anda ingin menjajal sate yang khas, dan sedang berada di Jakarta, Dapur Mamih Sateku layak dikunjungi. kedai yang berada di kawasan Melawai, Jakarta Selatan ini menyajikan sate dari daging domba.

Lokasi di sentra kuliner Jakarta Selatan memudahkan kedai ini untuk dicari. Jangan heran bila kedai ini selalu ramai setiap jam makan. Begitu berada di lokasi, aroma sate yang menggugah selera akan menyergap indra penciuman.

Jika tak kuat dengan godaan aroma sate, masuk saja langsung ke gerai yang berkapasitas 90 orang ini. Ada dua menu yang ditawarkan bagi penikmat sate, yaitu sateku celup dan sateku tegal domba. Kedua sate ini sama-sama memiliki teknik penyajian dicelup ke dalam bumbu khas gerai ini.

Saat menunggu hidangan sate, pengunjung bisa menonton televisi atau berselancar ke dunia maya, memanfaatkan Wi-Fi gratis kedai. Jika datang pada Jumat malam, ada sajian musik akustik.

 

Rendah kolesterol
Tak perlu waktu yang lama untuk menunggu. Lima menit setelah memesan, sate akan terhidang. Satu porsi sate yang berisikan sembilan tusuk tersaji di atas hotplate. Sate yang baru setengah matang saat diangkat dari alat pembakaran, bakalan matang sepenuhnya saat sampai di meja pengunjung.

Sate tersaji lengkap dengan sambal kecap yang berisi irisan bawang merah, tomat, juga cabai ataupun sambal kacang. Segeralah cocol, sate yang asapnya masih mengepul ke sambal. Begitu digigit, rasa manis, gurih dan nikmat langsung lumer di mulut karena daging yang disajikan sangat empuk. Kenikmatan mengunyah tidak terganggu bau daging domba.

Buyung dan Deddy, dua sekawan yang mengelola kedai ini menyebut ada ramuan khusus untuk mengolah daging domba agar empuk. Mereka pun tidak keberatan membagi rahasia dapurnya, yaitu memilih domba yang usianya di bawah setahun. Untuk memastikan daging empuk, otot yang menempel di daging harus dibuang.

Dua jenis sate yang dihidangkan di sini punya keunikan. Sateku celup tampil dengan daging berwarna pucat. Sedang sateku tegal tampil bak sate kebanyakan dengan rasa gurih cenderung asin.

Baik sateku tegal maupun sateku celup menawarkan dua pilihan daging. Bisa memilih yang polos, yakni sate yang daging semua, ataupun potongan yang mengandung lemak, tutur Buyung.

Di kedai ini, Anda juga dapat melihat sederet nama beken yang pernah menyicipi sate tadi. Meski baru berusia dua tahun, kedai ini sudah disambangi petinggi negara, seperti Pramono Anung yang baru diangkat jadi Sekretaris Kabinet.

Nama Dapur Mamihku, menurut Buyung, juga terangkat karena penuturan dari mulut ke mulut yang dilakukan pengunjungnya. Yang pasti, menurut si pengelola kedai, sate domba diminati banyak orang karena kadar kolesterolnya yang dianggap lebih rendah daripada kambing, atau sapi.

Tertarik menjajal? Harga sateku celup dan sateku tegal polos masing-masing Rp 68.000 per porsi. Sedang sateku celup lemak Rp 61.000 dan sateku tegal lemak Rp 68.000 per porsi.

Ada juga sate sineret yang harganya paling mahal, yaitu Rp 85.000 per porsi. Inilah sate yang bahannya menggunakan daging yang lokasinya berada di bawah punggung domba. Dan, dari seekor domba, hanya bisa menghasilkan lima tusuk sate sineret.


Dapur Mamih Sateku
Jalan Melawai XIII No. 1, Jakarta Selatan
Koordinat GPS: -6.2476162,106.8004563

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru