Satu kenduri, empat presiden, dan Madam Ho

Sabtu, 11 Maret 2017 | 07:00 WIB   Reporter: Barly Haliem
Satu kenduri, empat presiden, dan Madam Ho


Hoki bisnis sampai cucu

Lepas dari status tetamu maupun kalkulasi isi sakunya, hoki Prajogo agaknya tengah moncer di Tahun Ayam Api. Simak saja di bidang bisnis.

Jika tak ada aral melintang, bulan ini konsorsium PT Star Energy miliknya akan menuntaskan akuisisi dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron Corp. Total nilai transaksinya lebih dari US$ 2 miliar atau di atas Rp 27 triliun. Angka ini akan tercatat sebagai salah satu nilai akuisisi terbesar sepanjang sejarah akuisisi di Indonesia.

Objek transaksi berupa PLTP Salak berkapasitas 370 megawatt (MW) dan PLTP Derajat berkapasitas 240 MW. Satu lagi adalah 40% saham aset panas bumi Tiwi-MakBan Filipina berkapasitas 326 MW. Jadi, total kapasitas PLTP yang dibeli Star Energy cs mencapai 740 MW.

Star Energy saat ini mengoperasikan PLTP Wayang Windu I-III berkapasitas 287 MW. Pasca pembelian aset Chevron, total kapasitas listrik panas bumi kelolaan Star Energy sekitar 793 MW.

Penguasaan kapasitas itu bisa menempatkan Star Energy dalam daftar tiga besar pengelola PLTP terbesar dunia. Saat ini, Calpine Corp tercatat sebagai operator PLTP terbesar di dunia dengan produksi listrik panas bumi sebesar 945 MW.

Selain di sektor riil, Grup Barito juga menikmati bonanza di pasar modal. Maklum, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Tbk (TPIA) terus melejit.

Setahun terakhir hingga 9 Maret 2017, harga saham BRPT naik 420% menjadi Rp 2.460 per saham. Sementara harga saham TPIA melejit 568% menjadi Rp 23.550 per saham. Total jenderal, nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) dua emiten itu mencapai Rp 94,58 triliun.

Analis pasar modal Boy Arman Manullang menilai wajar jika harga saham BRPT dan TPIA melompat tinggi. Hitungan dia, harga saham dua emiten itu memang masih terdiskon dibanding dengan fundamentalnya. “Keduanya cocok untuk tipe value investor dan long term,” kata Boy.

Di luar bisnis maupun saham, makin komplet keberuntungan sang taipan karena satu kabar: salah satu cucunya diterima kuliah di Standford University Amerika.

Konon, kendati ada puluhan ribu peminat,  universitas terbaik kedua di dunia ini hanya memberi kuota satu orang per tahun per negara untuk negara di luar Amerika. Tahun, ini cucu taipan inilah yang meraih jatah itu sekaligus satu-satunya wakil Indonesia.

Agaknya, tahun ini Dewi Fortuna sedang berpihak pada Prajogo. Hokinya menjalar dari keluarga hingga ladang usaha. Bisa jadi itulah energi penambah staminanya kendati harus berdiri berjam-jam. What a life!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo

Terbaru