Shannedy Ong, melaju mulus di jalur teknologi informasi

Sabtu, 03 Maret 2018 | 17:00 WIB   Reporter: Lidya Yuniartha
Shannedy Ong, melaju mulus di jalur teknologi informasi


Merasa butuh tantangan baru, Shannedy keluar dari Ericsson. Kebetulan, ia mendapatkan tawaran untuk bekerja di Fujitsu Australia Limited sebagai senior network architect pada Oktober 2000. Dia pun langsung menerimanya dan ditempatkan di Sydney.

Di Fujitsu, Shannedy lebih banyak bergelut dengan merancang perangkat teknologi berbasis komputer, yang menjadi keunggulan perusahaan tersebut.

Hanya bertahan setahun di Fujitsu Australia, Shannedy mengundurkan diri dan kembali ke tanah air pada November 2001. "Saya rasa, dua tahun tinggal dan bekerja di Australia sudah cukup lama. Saya pun memutuskan untuk kembali. Keluarga saya juga semuanya ada di Indonesia," tuturnya.

Padahal, Shannedy ketika itu pulang tanpa ada kepastian soal pekerjaan baru yang akan dijalani sesampainya di Indonesia. Namun, dia yakin, dengan pengalaman yang dimiliki, banyak perusahaan yang membutuhkan tenaganya. Apalagi, awal 2000-an, sektor teknologi dan telekomunikasi di Indonesia mulai berkembang.

Tantangan baru

Maret 2002, ayah satu anak ini memutuskan kembali bekerja untuk Ericsson Indonesia. Kali ini, jabatan yang dia duduki adalah commersial and project support manager untuk mitra Ericsson kala itu yakni Telkom Indonesia.

Perkembangan bisnis telekomunikasi yang semakin cepat membuat banyak pekerjaan yang mesti Shannedy tangani. Pada 2003, untuk pertama kalinya, dia dipercaya memegang sektor pengembangan bisnis perusahaan dan tak lagi menduduki jabatan teknis. Posisi barunya sebagai head of business consulting & CDMA solutions.

Dalam jabatan ini, Shannedy mulai mengenal cara menyusun strategi bisnis serta menghitung nilai proyek dan transaksi yang dilakukan perusahaan.

Bisnis telekomunikasi yang dinamis membikin Shannedy kembali mendapatkan jabatan baru pada Juni 2004. Kali ini, jabatannya memadukan teknis telekomunikasi dan kemampuan dalam mengembangkan bisnis.

Ya, Shannedy saat itu didaulat menjadi Head of 3G WCDMA/Transmission Sales untuk PT Indosat selaku mitra Ericsson Indonesia. Dengan posisi ini, Shannedy mendapatkan tugas untuk mengembangkan jaringan Indosat di Sumatra, Jawa Tengah, dan Kalimantan. Selain itu, dia juga terlibat dalam ujicoba proyek 3G.

Pada Oktober 2005, klien Ericsson Indonesia bertambah setelah muncul operator seluler Axis yang meramaikan dunia telekomunikasi nasional. Shannedy pun diangkat jadi Head of Sales Ericsson untuk Axis. Berbagai proyek berhasil diperoleh Ericsson dari Axis dan dilaksanakan dengan baik oleh Shannedy. Tak heran ia memegang jabatan tersebut sampai tahun 2013.

Mei 2013, kerjasama Ericsson dengan Axis masih berlangsung dan jabatan Shannedy naik menjadi vice president untuk menjalankan berbagai proyek operator seluler tersebut hingga akhirnya Axis diakuisisi XL Axiata, tahun 2014.

Karier Shannedy di Ericsson terus berlanjut. Setelah Maret 2014, dia tetap menjadi vice president untuk mitra-mitra baru perusahaan. Sampai pada akhirnya, ia memutuskan mengakhiri kariernya di Ericsson pada Januari 2015 dan ingin mencari tantangan baru.

Editor: Dupla Kartini

Terbaru