Teater Koma gelar produksi ke-153 bertajuk Gemintang

Senin, 25 Juni 2018 | 16:32 WIB   Reporter: Andy Dwijayanto
Teater Koma gelar produksi ke-153 bertajuk Gemintang

ILUSTRASI. Konpers Teater Koma


PEMENTASAN TARI - JAKARTA. Teater Koma yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali menggelar pementasan terbarunya bertajuk Gemintang. Lakon ini merupakan produksi ke-153 Teater Koma dan juga sebagai pentas besar pertama Teater Koma di tahun 2018.

Gemintang, akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki mulai dari tanggal 29 Juni hingga 8 Juli 2018. Dalam lakon terbarunya ini, Teater Koma ingin menyampaikan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan demi kemajuan sebuah bangsa.

"Tentunya kami berharap agar pesan moral dalam lakon ini dapat tersampaikan dengan baik kepada para penonton dan dapat menjadi sajian yang menghibur serta mengedukasi," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam siaran pers, Senin (25/6).

Selain mendukung pertunjukan, Bakti Budaya Djarum Foundation juga berpartisipasi dalam program apresiasi seni pertunjukan Teater Koma, yaitu sebuah program yang bertujuan untuk mengajak 150 pekerja seni teater, guru, dan mahasiswa di Jakarta untuk menonton pertunjukan Teater Koma.

Program ini diharapkan memberikan ruang apresiasi bagi masyarakat terutama yang belum pernah menonton karya Teater Koma sebelumnya, sehingga mereka menemukan referensi mengenai sajian artistik serta konsep dramaturgi yang detil dari karya Teater Koma.

Gemintang mengisahkan tentang Arjuna, seorang astronom yang mengharap cinta Sumbadra. Kepada Sumbadra, Arjuna sungguh mendamba. Ini bukan cinta orang biasa. Nama asli Sumbadra adalah Ssumphphwttsspahzaliapahssttphph.

Dia berasal dari planet Ssumvitphphpah, yang berjarak 12 milyar tahun bumi. Walaupun begitu, Arjuna mantap membawa Sumbadra untuk menemui keluarganya.

Wibowo, ayah Arjuna, adalah seorang tokoh partai yang menjadi anggota Dewan Rakyat. Dia juga seorang koruptor. Kini, dia tahu, bahwa jejaknya sudah terlacak dan pihak yang berwenang mulai bersiap menggerebeknya.

Di saat itulah, Arjuna datang memperkenalkan Sumbadra kepada Wibowo sekeluarga. Bagaimana reaksi Wibowo dan keluarganya terhadap tamu istimewa tersebut? Apakah Arjuna dan Sumbadra bisa bersatu?

Nano Riantiarno, penulis naskah dan sutradara Gemintang menyampaikan lakon Gemintang terjadi di sebuah negeri di mana manusia sudah melupakan ilmu pengetahuan dan mengabaikan pendidikan, lalu hanya bisa melakukan tindakan korupsi. Ketika kekuasaan dan kekayaan menjadi tujuan akhir, banyak orang yang rela melakukan segala cara untuk meraihnya.

"Apa yang terjadi ketika generasi muda mencoba memberontak, melepaskan diri dari jerat kebobrokan generasi sebelumnya. Inilah kisah manusia yang mencari cinta di negeri tanpa cinta," ujarnya.

Pementasan Gemintang dimeriahkan dengan penampilan Budi Ros, Ratna Riantiarno, Idris Pulungan, Salim Bungsu, Rita Matu Mona, Daisy Lantang, Dana Hassan, Suntea Sisca, Andhini Puteri, Ina Kaka, Bayu Dharmawan, Dodi Gustaman, Sir Ilham Jambak, Julung Zulfi, Sekar Dewantari, Bunga Karuni, Febri Siregar, Joind Bayuwinanda, Tuti Hartati dan Rangga Riantiarno.

Pentas ini juga melibatkan rekrutan baru yang sebelumnya mengikuti program PATEKO (Pembekalan Anggota Teater Koma) di awal tahun 2018.

Tata busana Rima Ananda bersama tata rias dan rambut garapan Sena Sukarya dibantu konsultan tata rias dan rambut Subarkah Hadisarjana dengan dukungan PAC Martha Tilaar akan berpadu dengan tata artistik Idries Pulungan dan tata cahaya panggung besutan Deray Setyadi, di mana tata gerak Ratna Ully serta arahan instruktur vokal Naomi Lumban Gaol akan diiringi oleh musik komposisi dan aransemen karya Fero Aldiansya Stefanus.

Lakon ini juga mendapat sentuhan tata grafis Saut Irianto Manik. Semua didukung oleh Pimpinan Panggung Sari Madjid Prianggoro, Pengarah Teknik Tinton Prianggoro serta Pimpinan Produksi Ratna Riantiarno, di bawah arahan Co-Sutradara Ohan Adiputra dan Sutradara N. Riantiarno.

Lakon Gemintang akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki setiap hari, 29 Juni sampai dengan 8 Juli 2018, pukul 19.30 WIB kecuali hari Minggu, 1 dan 8 Juli 2018, pukul 13.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru