Thomas Budi Santoso: Menulis tiga puisi dalam semalam

Selasa, 04 Oktober 2011 | 11:56 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 3 Oktober - 9 Oktober 2011
Thomas Budi Santoso: Menulis tiga puisi  dalam semalam


Wajah Thomas Budi Santoso sumringah. Akhirnya, terbit juga buku antologi puisi Akulah Musi yang lama ia tunggu. Di buku kumpulan puisi hasil pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang pertengahan tahun lalu itu, Direktur Operasional PT Djarum ini menyumbangkan puisi bersama 142 penyair lain.

Buku ini bukanlah buku pertama. “Ini adalah buku kumpulan puisi saya yang kelima,” ujar pria kelahiran Pati, 19 November 1944 ini. Bagi Thomas, menulis puisi sudah menjadi kegemaran sejak tahun 1960. Menurut anak keempat dari enam bersaudara ini, menulis puisi cukup ampuh menghilangkan penat setelah bekerja seminggu penuh.

Selain itu, Thomas juga bebas menuangkan pemikiran dan berbagi rasa lewat untaian kata-kata. Bila sedang penuh inspirasi, ia mengaku bisa sangat produktif. “Saat di dalam pesawat misalnya, kalau inspirasinya sedang mengalir, saya bisa membuat tiga puisi dalam semalam,” ujarnya.

Jadi tak aneh bila hingga kini, ayah tiga anak ini sudah menghasilkan lebih dari 100 puisi. Thomas mempunyai beberapa buku kumpulan puisi lain, di antaranya berjudul Masih Ada Menara, Sajak Kudus, dan Nyanyian Sepasang Daun Waru.

Selain menerbitkan puisi dalam buku, Thomas juga rajin mengirimkan puisi ke surat kabar seperti Republika, Suara Pembaruan, Wawasan, dan Suara Merdeka. Tak jarang, ia diundang untuk membacakan puisinya pada acara seni.

Topik puisi Thomas beragam, mulai kegiatan keseharian hingga masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Dalam puisi berjudul Gerimis Senda di Persimpangan Lampu Merah, misalnya, ia menggambarkan kehidupan pengemis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru