Untung menarik dari jasa personal shopper

Selasa, 26 April 2016 | 13:09 WIB   Reporter: Ruisa Khoiriyah
Untung menarik dari jasa personal shopper


JAKARTA.

Berbahagialah bagi Anda yang menggilai aktivitas berbelanja. Di era digital seperti saat ini, Anda semakin dimanjakan oleh pilihan berbagai kanal belanja. Online marketplace tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Belum lagi, toko-toko online kelas rumahan yang tak terhitung banyaknya memanfaatkan saluran media social untuk menawarkan produk. Era ini juga memungkinkan jangkauan pasar yang tak terbatas. Anda yang tinggal jauh di pelosok daerah, tetap bisa berbelanja barang-barang idaman di online shop dan menerima barang melalui jasa kurir.

Di tengah booming e-commerce seperti inilah, profesi sebagai pebelanja pribadi alias personal shopper semakin benderang. Simak saja cerita Annisa Kharis, seorang personal shopper khusus pakaian dan pernak-pernik anak. Ibu dua anak ini semula tidak berniat menjadi personal shopper. Kegemaran Annisa memajang foto anak-anaknya dengan baju dan pernik lucu-lucu di Instagram melalui tagar outfit of the day alias #OOTD, justru menjadi pembuka jalan rejeki baru. “Banyak follower yang menanyakan di mana saya beli barang ini itu seperti yang terlihat di foto unggahan,” cerita dia kepada Tabloid KONTAN, Jumat sore (22/4).

Didasari niat berbagi informasi, Annisa ringan saja mengungkapkan tempat dia membeli baju anak-anaknya. Namun, rupanya sebagian dari para penanya itu tinggal jauh di pelosok daerah. Alhasil, mereka tidak bisa membeli barang serupa. Di sinilah, Annisa terpikir untuk membuka jasa titip pembelian barang. Awal 2014, Annisa mencoba-coba gaya berjualan baru itu.

Setiap pekan, dua atau tiga kali Annisa pergi ke pusat perbelanjaan besar di Jabodetabek. Di sana dia mengunjungi outlet fesyen anak bermerek (branded). Dia potret baju-baju yang menurutnya bagus dan lucu, lalu dia unggah foto itu ke Instagram berikut informasi harga dan ukuran baju. Tak dinyana, animo pasar begitu besar. Banyak follower akun instagram Annisa yang meminta dia membelikan barang-barang tersebut. “Saya pasang tarif jasa titip beli Rp 25.000 per barang,” ujar Annisa.

Cara kerjanya, si pemesan harus mentransfer sejumlah uang sesuai dengan harga barang ditambah jasa titip dan ongkos kirim. Baru keesokan hari, Annisa datang lagi ke outlet tersebut untuk membelikan barang. Kini, setelah sekitar dua tahun menjalani profesi sebagai personal shopper khusus barang-barang anak,melalui akun @aishasgoods, Annisa sudah mampu membukukan omzet puluhan sampai ratusan juta per bulan. Follower instagram @aishasgoods juga telah menembus 21.400 akun.

Bahkan ada salah satu brand pakaian anak premium asal Malaysia yang akhirnya menggandeng dia sebagai penjual. Dus, dia mendapat harga khusus dari brand tersebut sehingga Annisa bisa menawarkan barang ke follower tanpa mengenakan jasa titip. “Saya juga tidak perlu datang ke outlet hanya untuk mengambil foto. Tokonya yang memasok foto sendiri ke saya,” cerita Annisa.

Selaku personal shopper, Annisa tidak memakai trik khusus dalam menjangkau pasar. Dia hanya rajin mencari brand yang tengah menggelar sale atau obral. Sejauh ini, pelanggan Annisa kebanyakan ada di luar Jawa. Terbanyak di Sulawesi dan Kalimantan, juga Sumatra khususnya Palembang. “Daya beli mereka tinggi, namun barang yang mereka inginkan tidak ada di sana,” terangnya.

Annisa bukan pemain satu-satunya di bisnis ini. Ada lagi akun personal shopper barang anak yaitu @bugabeebaby yang memiliki follower sekitar 20.200 akun. Bugabeebaby juga mengambil tariff jasa titip Rp 25.000 per barang. Personal shopper biasa mewajibkan ada uang muka dari para pebelanja yang ingin dibelikan barang. Belanja barang pun dilakukan oleh si personal shopper setiap hari.

 Kesuksesan @aishasgoods dan @bugabeebaby menggarap lini pasar personal shopper, tak urung menarik pula toko bayi online lain dengan tawaran jasa serupa. Para personal shopper ini menawarkan tarif sangat kompetitif hingga di bawah Rp 25.000 per barang. Sebut saja @hellodarling_personalshopper, @babyyoushop, dan lain sebagainya.

Menjalankan usaha sebagai personal shopper bisa dijalankan oleh siapa saja. Bahkan, usaha ini boleh dibilang nyaris tanpa modal. Pebelanja pribadi cukup datang ke outlet dan memotret barang yang kemungkinan banyak diminati orang, lalu saat ada pesanan dan uang pembelian sudah masuk, si pebelanja baru membelanjakan. Modal utama, menurut Annisa, adalah menawarkan layanan yang tepercaya bagi pelanggan serta sigap mencarikan barang yang dimau konsumen. “Kalau layanan bagus, pelanggan akan loyal walau di luar banyak muncul jasa sejenis dengan tariff lebih murah,” ujar Annisa.

Modal lain adalah, akun social media seperti instagram, bensin, ongkos parkir dan waktu khusus untuk berbelanja di outlet-outlet tujuan. Dengan usaha ini, seorang personal shopper bisa membukukan untung bersih lumayan. Hitung saja, dengan asumsi harga rata-rata barang yang terjual adalah Rp 250.000 per barang dan tariff jasa titip beli Rp 25.000. Maka, bila dalam satu kali sesi unggah foto terjual sekitar 200 barang, seorang personal shopper bisa membukukan omzet Rp 55 juta. Untung bersih yang bisa dia kantongi sekitar Rp 5 juta. Tertarik mencoba?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah

Terbaru