JAKARTA. Pagelaran Tour de Flores resmi dibuka Arief Yahya, Menteri Pariwisata Rabu (5/7). Belajar dari kesuksesan Tour de France, pemerintah Provinsi NTT pun ikut menggelar Tour de Flores (TdF).
Dilaksanakan pertama kali 19-24 Mei 2016, TdF berhasil menyedot perhatian publik seperti terlihat dari berita di media massa dan trending topics selama lima hari di media sosial. Tahun lalu, jumlah wisman yang mengunjungi NTT mencapai 112.433 orang, naik 15% dari tahun sebelumnya.
Ajang balap sepeda di bawah pengawasan Union Cycliste Internationale (UCI) ini akan diikuti 20 tim, terdiri atas 16 tim luar negeri dan empat tim dalam negeri. Semua atlet yang tergabung dalam 20 tim itu adalah peseda bertaraf internasional.
Tim peserta dari luar negeri antara lain berasal dari Inggris, Uni Eropa, Afrika, Jepang, Korsel, RRT, Australia, Thailand, dan Malaysia. Sekitar 50% tim yang tahun lalu mengikuti TdF, kini bertarung lagi.
"Tidak hanya menyedot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), even ini juga mampu menggerakkan ekonomi daerah dan mendorong perbaikan infrastruktur," kata Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Jelamu.
Arif menyebut Tour de Flores adalah bagian dari sporttourism, yang sama dengan perhelatan MotoGP. "Saya membayangkan jika MotoGP diselenggarakan di sini, saya menghitung, sekitar 100 ribu wisatawan mancanegara datang ke sini. Maka itu, Tour de Flores bukan cuma dilihat lewat sisi sport, tapi juga dari segi pariwisata," kata Arief dalam konferensi pers di Balairung, Kementerian Pariwisata (5/6).
Chairman Tour de Flores Primus Dorimulu mengatakan, tujuan penyelenggaraan Tour de Flores adalah mempromosikan dan mengangkat pariwisata Flores.
"Jadi tidak sekedar lomba balap sepeda, even ini diharapkan dapat mempromosikan pariwisata Flores, mendorong terbentuknya Flores Tourism Authority (FTA) untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata prioritas, dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Flores," kata Primus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News