ANIME - Inilah 7 fakta menarik dibalik anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc. Berita kematian Rengoku yang tersebar, fokus terhadap Hashira Suara (Sound), hingga wujud baru iblis Muzan.
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc akhirnya resmi tayang mulai akhir pekan lalu (5/12/2021). Episode perdananya tayang dengan durasi yang lebih panjang, yakni 46 menit, penggemar diajak untuk mengetahui bagaimana keadaan sebelum dan saat menuju ke District Entertainment.
Tidak heran, ada beberapa fakta menarik dibalik Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc. Bila Anda masih belum nonton Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc, mungkin ini akan mengandung sedikit spoiler.
Silahkan nonton dulu di beberapa platform streaming anime, seperti iQIYI, Viu, WeTV, Bstation (Bilibili) atau Netflix.
Bila Anda tidak terlalu peduli dengan spoiler, yuk simak 7 fakta menarik dibalik Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc.
Baca Juga: Nonton Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc
1. Penuh dengan kesedihan, berita kematian Kyojuro Rengoku tersebar
Episode perdana Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 2 District Entertainment arc tidak langsung mengajak para penggemarnya terjun ke wilayah tersebut. Sebagai awalan, penggemar diajak untuk mengetahui bagaimana kondisi setelah peristiwa mengenaskan di Mugen Train arc.
Bagaimana sang Hashira Api berjuang untuk mengalahkan iblis Akaza, hingga berita kematiannya yang mulai tersebar. Bahkan berita tersebut sampai di telinga sang adik lewat gagak, Senjuro yang sedang menyapu halaman di depan rumah seketika bersedih.
Inosuke, Zenitsu, merasa begitu sedih karena melihat sang Hashira Api itu ternyata harus meninggalkan mereka. Terlebih Tanjiro, yang merasakan luka lebih dalam karena merasa tidak dapat membantunya melawan iblis Akaza.
Berita kematian Rengoku juga sampai di telinga Hashira yang lainnya, termasuk sang pemimpin, Kagaya Ubuyashiki.