FORMULA 1 - RIYADH. Formula One (F1) memutuskan untuk tetap menggelar Grand Prix Arab Saudi. Hal ini dilakukan setelah mendapatkan jaminan keselamatan dari otoritas setempat usai serangan terhadap fasilitas milik Saudi Aramco yang berada dekat trek balap di Jeddah pada Jumat (25/3).
Sebelumnya, kelompok Houthi Yaman, yang didukung Iran, mengatakan telah meluncurkan serangan terhadap fasilitas energi milik Arab Saudi dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Di mana, Houthi menyerang stasiun distribusi produk minyak raksasa milik Saudi Aramco yang menyebabkan kebakaran di dua tank tetapi tidak ada korban.
“Kami telah menerima jaminan total bahwa keselamatan negara adalah yang utama,” kata CEO F1 Stefano Domenicali kepada wartawan setelah pertemuan dengan para pembalap, tim dan otoritas lokal.
Dia menambahkan bahwa tokoh-tokoh senior Arab Saudi nantinya akan berada di trek dengan keluarga mereka.
“Jadi mereka memiliki semua sistem untuk melindungi daerah ini, kota, tempat-tempat yang akan kami tuju. Jadi kami merasa percaya diri dan kami harus mempercayai otoritas lokal dalam hal itu,” tegas Domenicali.
Baca Juga: Koalisi Pimpinan Arab Saudi Luncurkan Operasi Militer Lawan Kelompok Houthi
Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem berbicara bersama Domenicali, mengatakan serangan itu menargetkan infrastruktur ekonomi dan bukan warga sipil.
"Kami mendapat jaminan dari tingkat tinggi bahwa ini adalah tempat yang aman, semuanya akan aman dan mari kita balapan," katanya.
Indikasi pertama serangan itu datang ketika gumpalan asap hitam besar membubung di Jeddah di sebelah timur lintasan ketika mobil-mobil melintas di sirkuit jalan raya selama latihan pertama pada hari Jumat, yang berjalan sesuai rencana.
Sesi kualifikasi berikutnya untuk seri Formula 2 juga berjalan sesuai jadwal.
Namun awal sesi kedua latihan F1 tertunda 15 menit karena tim dan pembalap dipanggil untuk bertemu dengan Domenicali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News