WISATA - JAKARTA. Pariwisata adalah salah satu bisnis yang paling terpukul hantaman pandemi virus korona baru. Semua bisnis di sektor ini langsung anjlok. Mulai perhotelan, penerbangan, tempat wisata, hingga biro perjalanan.
Tak ketinggalan terkena imbas, startup biro perjalanan. Salah satunya adalah Digital Travel Indonesia atau Dtravelind. Usaha rintisan biro perjalanan ini mengutamakan layanan wisata bagi pelancong lokal ke berbagai destinasi di luar negeri. Dengan fokus bisnis di layanan outbound tersebut, laju bisnis Dtravelind pun langsung mandek akibat banyak negara yang menerapkan penguncian atawa lockdown perbatasan.
Faula Afriza Razi, Chief Executive Officer Digital Travel, mengatakan, sejak ada wabah Covid-19, mulai Maret hingga saat ini, bisnis perusahaannya terpuruk hampir 100%. "Sales kami drop 100% selama empat bulan terakhir. Selain negara tujuan wisata masih tutup bagi turis asing, juga ada keraguan dari pelancong dari Indonesia," katanya kepada KONTAN, Jumat (3/7).
Baca Juga: Pandemi Covid-19 lebarkan pasar ritel startup pesan antar hasil laut
Dengan kondisi tersebut, sejak empat bulan yang lalu sampai sekarang, Dtravelind masih belum menjual paket tur ke luar negeri. Penyebabnya masih sama, yakni beberapa negara tujuan wisata masih belum membuka pembatasannya untuk turis mancanegara.
Baca Juga: Project financing jadi stimulus industri kreatif bertahan di masa pandemi
Hingga kini, Dtravelind masih menunggu informasi lanjutan dari negara destinasi wisata terkait prosedur bagi pelancong asal Indonesia. Baik negara-negara tujuan yang ada di benua Asia maupun Eropa.
Sambil menunggu, Dtravelind memanfaatkan waktu untuk kembali menawarkan paket tur ke luar negeri, terutama untuk musim liburan akhir tahun ini ke masyarakat Indonesia. "Namun, kami tetap masih menunggu pengumuman dari negara-negara destinasi tersebut," ujar Razi
Meski sudah merencanakan berbagai strategi pada masa new normal, Razi bilang, untuk saat ini Dtravelind belum berencana untuk ekspansi. Sebab, fokus utamanya sekarang hanya berjuang di tengah krisis yang belum tahu kapan berakhir. "Apalagi, karena market kami sekitar 98% berasal dari online, jadi cukup punya satu kantor saja yang menjangkau seluruh Indonesia," katanya.
Di periode new normal dan ke depan, Dtravelind bakal kembali melakukan promosi dengan anggaran iklan yang sudah mereka siapkan. Sayang, Razi tidak menyebut besarannya. Yang jelas, Dtravelind akan mempromosikan destinasi wisata di negara-negara yang sudah mengedepankan protokol kesehatan untuk pencegahan virus korona baru. Misalnya, Selandia Baru dan Vietnam.
Apalagi, permintaan dari pelancong dalam negeri untuk segera melanglang buana ke luar negeri masih potensial. Razi mencatat, setidaknya sudah ada 3.000 permintaan dari pelancong lokal untuk pelesiran ke berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News