Apa itu resesi? Penjelasan, faktor penyebab, dan dampak dari resesi

Rabu, 23 September 2020 | 13:39 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Apa itu resesi? Penjelasan, faktor penyebab, dan dampak dari resesi

ILUSTRASI. Apa itu resesi? Penjelasan, faktor penyebab, dan dampak dari resesi.


EDUKASI -  Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat dan negara. Ancaman resesi mulai menghantui banyak negara. 

Indonesia juga menghadapi ketakutan yang sama. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 menunjukkan angka minus di 5,32 persen. 

Jika pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan angka minus, berarti Indonesia masuk dalam resesi. Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bersumber dari Kompas.com, pada Selasa, 1 September 2020. 

Sebelumnya, apakah Anda sudah tahu apa itu resesi? Resesi adalah kondisi dimana aktivitas ekonomi menurun bahkan lumpuh. Kondisi ini bisa bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. 

Resesi ekonomi

Mengutip dari Forbes (01/09/2020), resesi terjadi saat angka pengangguran meningkat, Produk domestik bruto (PDB) menunjukkan angka negatif, hingga penjualan titel anjlok. 

Faktor penyebab resesi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan resesi terjadi. Sebab-sebab resesi tersebut, bersumber dari Forbes, diantaranya:

  • Banyaknya inflasi

Inflasi selalu terjadi setiap harinya, tetapi dalam angka yang masih wajar. Dalam skala yang wajar, inflasi tidak berdampak buruk. Tapi lonjakan inflasi bisa membawa dampak resesi.

Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral merupakan penanggung jawab utama. Bank sentral menaikkan suku bunga sehingga menekan aktivitas ekonomi. Menaikkan suku bunga bisa mengakibatkan resesi.

  • Gelembung aset

Gelembung aset merupakan salah satu faktor penyebab resesi. Banyaknya investor yang panik kemudian menjual sahamnya bisa memicu resesi. 

Hal ini terjadi saat para investor mengambil keputusan dengan emosi. Mereka membeli banyak saham saat ekonomi sedang baik. 

Kejadian ini menggembungkan pasar saham di saat ekonomi sedang bagus. Sebaliknya, saat ekonomi memburuk, gelembung pecah dan investor berlomba menjual asetnya. 

Baca Juga: Terbaru! Lowongan kerja BUMN Perum Jasa Tirta I, tutup awal Oktober

  • Guncangan ekonomi yang tiba-tiba

Guncangan ekonomi yang mendadak bisa memicu resesi. Hal ini bisa memicu masalah yang serius terutama pada sektor ekonomi. 

  • Hutang yang membludak

Hutang, baik individu maupun perusahaan, bisa memicu terjadinya resesi. Banyaknya hutang membuat biaya pelunasannya juga besar. Jika pemilik hutang tidak mampu membayar, bisa mengarah ke kebangkrutan. 

  • Perubahan teknologi

Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi. Meskipun menguntungkan, banyak perusahaan yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan teknologi.

Sebagai contoh pada abad ke-19 dimana teknologi sedang booming. Banyak industri yang kalah bersaing hingga bangkrut. Kejadian ini memicu resesi dan kesulitan ekonomi. 

  • Deflasi yang berlebihan

Meningkatnya deflasi lebih buruk dari pada inflasi. Harga akan anjlok sehingga menyebabkan menyusutnya upah. Hal ini memicu penekanan pada harga. 

Jika angka deflasi tidak segera dikendalikan, akan berdampak pada daya beli. Masyarakat dan industri akan berhenti berbelanja hingga menyebabkan resesi. 

Dampak dari resesi

Resesi tentunya berdampak ke banyak sektor. Dampak-dampak resesi tersebut diantaranya:

  • Angka pengangguran meningkat

Lesunya perekonomian akibat resesi memaksa perusahaan untuk berhemat. Salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan. 

Mengutip dari The Balance, banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaannya meningkatkan angka pengangguran. Keadaan ekonomi yang sulit membuat pencari kerja kesulitan mendapat pekerjaan baru.

Dampak resesi

  • Kerugian di banyak sektor

Dampak dari resesi dirasakan tidak hanya di satu sektor saja. Efek domino dari resesi bisa berdampak mulai dari masyarakat hingga negara. 

Resesi bisa menyebabkan banyak industri bangkrut. Daya beli masyarakat juga menurun drastis akibat resesi. 

  • Penurunan PDB nasional 

Produk domestik bruto (PDB) menurun kala resesi terjadi. Menurunnya aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat berpengaruh pada angka PDB nasional.

Selanjutnya: Daftar organisasi di bawah naungan PBB, bukan cuman WHO dan UNICEF

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana

Terbaru