EDUKASI - JAKARTA. Simak perbedaan sarkasme dan satire beserta ketajaman hingga penggunaannya. Sastra memiliki berbagai cabang keilmuan salah satunya yakni retorika.
Dalam dunia retorika, sarkasme dan satire sering kali menjadi senjata kata yang kuat untuk menyampaikan pesan kritik atau humor.
Meskipun keduanya terlihat serupa dalam pendekatan satir, namun perbedaan esensial di antara keduanya muncul dari cara mereka menghadirkan sindiran dan kritik dalam berbagai situasi.
Lalu, apa masing-masing pengertian dari Sarkasme maupun Satire? Apa saja aspek perbedaan yang kerap digunakan di media sosial.
Baca Juga: Apa itu Grok? Yuk Cari Tahu Tentang Chatbot AI Besutan Elon Musk
Yuk, cek perbedaan sarkasme dan satire yang perlu Anda kenali lebih dekat.
Apa itu Sarkasme?
Sarkasme adalah bentuk sindiran yang menggunakan kata-kata atau ekspresi yang menyatakan kebalikan dari maksud sebenarnya dengan tujuan untuk mencapai efek sindiran atau ejekan.
Dari bahasa Yunani akhir “sarkazein,” yang berarti “merobek daging” atau ingin menguak sebuah fakta.
Tujuan penggunaan Sarkasme digunakan untuk menyindir atau mencemooh dengan cara yang tajam, seringkali dengan cara yang menyakitkan atau mencolok.
Nada dan Gaya Sarkase
Seringkali menggunakan nada suara, intonasi, atau bahasa tubuh untuk menunjukkan bahwa pembicara tidak serius atau tidak mempercayai apa yang dikatakannya.
Ketajaman Sarkasme
Penggunaan kata-kata Sarkasme cenderung lebih langsung dan tajam, dengan maksud yang jelas untuk mengejek atau mencemooh.
Baca Juga: Pengertian Kearifan Lokal, Ciri-Ciri, Fungsi, Bentuk, dan Contoh di Indonesia
Apa itu Satire?
Satire merupakan bentuk ekspresi yang menggunakan kritik atau sindiran untuk menggambarkan kelemahan manusia atau masyarakat dengan tujuan untuk mengubah atau meningkatkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), satire adalah bentuk gaya bahasa dalam kesusastraan yang digunakan untuk menyampaikan sindiran terhadap suatu situasi atau individu; bentuk sindiran atau ejekan.
Satire tidak hanya bertujuan untuk mengkritik tetapi juga untuk membuat orang berpikir dan meresapi makna di balik sindiran tersebut. Ada unsur edukasi atau pesan moral dalam satir.
Nada dan Gaya Satire
Nah, ciri-ciri Satire lebih cenderung menggunakan bentuk-bentuk kreatif seperti cerita, puisi, atau karikatur, dan tidak selalu bergantung pada intonasi suara atau bahasa tubuh.
Ketajaman Satire
Meskipun bisa tajam, satire lebih sering menggunakan kecerdasan atau kebijakan untuk menyampaikan kritik.
Baca Juga: Pengertian Diskriminasi, Penyebab, dan Jenis Masalah yang Terjadi di Masyarakat
Penggunaan Satire dan Sarkase
1. Sarkasme
Digunakan secara umum dalam percakapan sehari-hari untuk mengekspresikan ketidaksetujuan atau ketidakpercayaan secara tajam. Kadang-kadang digunakan sebagai bentuk humor yang mengandalkan kontrast antara makna sebenarnya dan makna yang terucap.
Intonasi dalam mengeluarkan Sarkasme mungkin membantu menunjukkan bahwa jawaban Anda tidak jujur, atau pernyataan itu sendiri kemungkinan besar tidak benar. Sisi lain, target sarkasme Anda harus menyadari bahwa kata-kata yang diucapkan bertentangan dengan perasaan atau niat yang sebenarnya.
2. Satire
Melansir dari Psychology Today, Satire umumnya digunakan dalam bentuk seni, sastra, atau media untuk mengkritik tatanan sosial, politik, atau kebijakan. Melibatkan penggunaan allegori, metafora, atau kejadian fiksi untuk menyampaikan pesan kritik atau perubahan sosial.
Oleh karena itu, sindiran biasanya ditujukan kepada para pemimpin politik dan agama, elit sosial, taipan bisnis, dan individu-individu terkenal atau terkenal.
Mereka mungkin mendapatkan ketenaran melalui cara lain selain kerja keras, perbuatan baik, atau kontribusi intelektual terhadap budaya secara keseluruhan.
Contoh penggunaan Sarkaseme
Situasi: Teman yang sering datang terlambat berkata, "Saya punya jam yang benar-benar canggih. Jika menunjukkan waktu yang benar, itu artinya saya terlambat!"
Contoh penggunaan Satire
Tokoh-tokoh dalam cerita fiksi menggambarkan perilaku ekstrim dari masyarakat modern, menyoroti kecenderungan konsumtif dan terobsesi dengan media sosial.
Penting untuk diingat bahwa baik sarkasme maupun satire bisa memiliki efek yang kuat tergantung pada konteksnya. Sementara sarkasme mungkin lebih langsung dan tajam, satire dapat menawarkan sudut pandang yang lebih mendalam dan kaya dengan nuansa.
Itulah beberapa penggunaan satire dan sarkasme yang perlu dikenali oleh penggunanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News