Setelah bertahun-tahun menggunakan air yang tidak berkelanjutan, pengelolaan yang buruk, dan perubahan iklim, kota di Afrika Selatan ini diberitahu bahwa kota tersebut berpotensi kehabisan air dalam hitungan bulan.
Di tengah peringatan bahwa keran akan benar-benar kering, warga diminta untuk mengurangi konsumsi air, mandi sebentar, tidak mencuci mobil, dan menyiram toilet sesedikit mungkin.
Untungnya, tanggal ketika kota tersebut diperkirakan akan benar-benar kehabisan air dapat dicegah.
Kendati demikian, keadaan sulit di Cape Town dapat menjadi penanda akan terjadinya hal serupa di wilayah lain di dunia.
Dalam penelitian terbaru, sejumlah kota besar telah diidentifikasi sebagai titik rawan kelangkaan air, termasuk London, Tokyo, Miami, dan Moskow.
Masyarakat miskin dan negara-negara kurang kaya akan menanggung beban terbesar dari masalah ini.
Baca Juga: Kendalikan Pencemaran & Kerusakan Lingkungan, SIG Berkolaborasi dengan Pemprov Jatim
Para peneliti mencatat, perubahan iklim dan kelangkaan air akan meningkatkan risiko konflik air, di mana negara dan kelompok berjuang untuk mendapatkan akses terhadap air.
Demikian pula, diperkirakan 700 juta orang akan kehilangan tempat tinggal akibat kelangkaan air pada akhir dekade ini, yang akan menyebabkan perubahan besar dalam migrasi global.
Walaupun kecil kemungkinannya kita akan mencapai titik di mana semua keran air di dunia akan mengering, permasalahan air di dunia kemungkinan besar akan semakin parah di tahun-tahun mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Air di Dunia Bisa Habis?"
Selanjutnya: Utang Luar Negeri Indonesia Naik 2,8% dalam Sebulan, Ini Sebabnya
Menarik Dibaca: Ingin Jalin Komunikasi Lagi dengan Teman Lama? Gunakan 5 Cara Ini Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News