SAINS - JAKARTA. Dalam beberapa dekade mendatang, kelangkaan air akan menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia.
Kekurangan air bersih akan terus meningkat di seluruh dunia, dipicu oleh penggunaan yang tidak berkelanjutan, polusi, pertumbuhan populasi, dan perubahan iklim yang tidak terkendali.
Namun bisakah dunia mencapai titik puncaknya ketika tidak ada lagi air yang tersisa?
Air di dunia
Dikutip dari IFL Science, Jumat (15/9/2023) jawaban singkat atas pertanyaan di atas adalah tidak. Dunia tidak akan kehabisan air.
Tidak ada risiko kita akan kehabisan air laut asin yang menutupi 70 persen permukaan Bumi. Meski pun demikian, masalah air yang akan dihadapi dunia, terletak pada air tawar yang digunakan untuk minum, mandi dan untuk pertanian.
Baca Juga: G20 India dan El Nino 2023
Semakin jelas bahwa air tawar tidak selalu tersedia di mana pun dan kapan pun manusia membutuhkannya.
Persediaan air tawar yang dapat digunakan ini hanya mencakup 3 persen dari total air dunia dan sebagian besarnya tersimpan dalam es atau gletser beku.
Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan, yang merupakan faktor utama krisis kelangkaan air di dunia.
Pertanian yang intensif juga menyedot air dalam jumlah yang sangat besar, dimana pertanian menyumbang hampir 70 persen dari seluruh pengambilan air.
Dengan perkiraan peningkatan populasi dunia dalam beberapa dekade mendatang, permintaan akan makanan dan juga air juga akan meningkat.
Krisis air di dunia
Krisis air di dunia ini sudah terjadi pada banyak orang. Menurut perkiraan PBB pada tahun 2023, 2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Jumlah tersebut setara dengan seperempat populasi dunia.
Pada tahun 2018, Cape Town memberikan contoh nyata tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan bagi banyak kota.
Baca Juga: Mewaspadai Darurat Sampah Makanan