Belajar jadi pilot di komunitas penerbang

Jumat, 08 November 2013 | 23:15 WIB   Reporter: Asep Munazat Zatnika
Belajar jadi pilot di komunitas penerbang

Promo Indomaret mulai 29 Juni-5 Juli 2022, super hemat mingguan terbaru untuk belanja produk kebutuhan sehari-hari Anda.


JAKARTA. Setiap orang ternyata bisa menjadi pilot tanpa harus belajar terbang di sekolah penerbangan yang formal. Untuk menjadi seorang pilot, Anda hanya membutuhkan keberanian untuk berada di ketinggian.

Nah, jika ingin menjadi seorang pilot, Anda bisa mendatangi Asia Aero Flying Club (AAFC). Ini adalah tempat yang mengajarkan masyarakat umum untuk bisa menerbangkan pesawat. AAFC bukan merupakan sebuah perusahaan, melainkan merupakan komunitas tempat orang-orang yang hobi menerbangkan pesawat.

Kalau tertarik, Anda bisa datang ke Pusdirga yang berada dia area  Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, tempat AAFC biasa berlatih. AAFC bisa mengajarkan Anda menerbangkan berbagai jenis pesawat, baik yang berjenis sayap tetap (fixed wing), maupun yang menggunakan baling-baling (rotary wing).

Pusdirga memiliki sebuah landasan udara dengan panjang 900 meter, dan lebar 30 meter. Dengan landasan yang tidak besar, maka pesawat yang bisa mendarat di sana hanya yang berukuran kecil atau yang berawak maksimal dua orang.

Menurut salah satu pendiri AAFC Robert Cou (43 tahun), komunitas ini menyediakan pesawat yang bisa dipakai untuk Anda belajar terbang sampai bisa. AAFC memiliki sekitar enam buah pesawat.

Sebetulnya pesawat-pesawat itu milik para anggota, tetapi bisa dipakai oleh anggota lainnya untuk belajar. Untuk bisa belajar menerbangkan pesawat di AAFC, Anda dikenakan biaya sebesar Rp 30 juta.

Dengan uang segitu, Robert menjamin Anda bisa mahir menerbangkan pesawat hanya dalam beberapa bulan saja.

Namun menurut Robert, uang bukanlah modal yang paling utama. Sebab, setiap orang harus memiliki keahlian berkomunikasi dan keberanian. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting, karena ketika anda menerbangkan pesawat, seorang pilot harus bisa berkomunikasi dengan menara pengawas.

“Misalnya saja Anda mau terbang mengelilingi Jakarta, maka harus mendapat izin dari menara pengawas Halim Perdana Kusuma,” ujar Robert.

Nah, untuk bisa mendapatkan izin, Anda harus mampu melaporkan kondisi pesawat, kondisi cuaca, dan dimana posisi Anda biasanya semua informasi itu disampaikan dalam bahasa Inggris. Nah, bila Anda sudah menguasai semua hal yang disyaratkan itu, Anda akan dengan leluasa terbang kapan pun mau.

Martyn Handoko (21 tahun), salah satu anggota AAFC menceritakan, untuk belajar menerbangkan pesawat hal yang paling sulit adalah saat lepas landas (take off) dan ketika mendaratkannya (landing). Sementara untuk mengendalikan pesawat ketika berada di udara, relatif lebih mudah.

Handoko sudah bergabung di AAFC selama satu tahun. Saat ini Handoko sudah mahir dan menguasai berbagai teknik menerbangkan pesawat. Handoko juga mengaku sering terbang mengelilingi Jakarta menggunakan pesawat berjenis rotary, PKS 100.

Salah satunya ketika Jakarta dikepung Banjir, Handoko bersama sang Ayah bisa menikmati lautan air yang menggenangi Bunderan HI dari atas ketinggian. Pengalaman seperti Handoko itu tidak semua orang bisa merasakannya.

Saat ini AAFC sudah memiliki anggota sebanyak 30 orang. Anggota paling muda masih berada di kelas 2 SMA. 

Jika ingin memiliki pengalaman seperti Handoko, Anda bisa me-like akun Facebook komunitas ini. Dengan begitu Anda berkesempatan ikut terbang selama 15-30 menit bersama para anggota AAFC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan
Survei KG Media
Terbaru