Beli bitcoin, tapi bukan untuk cari untung

Selasa, 12 Maret 2019 | 18:40 WIB   Reporter: Petrus Dabu
Beli bitcoin, tapi bukan untuk cari untung


BITCOIN - Meski masih diselimuti kontroversi, cryptocurrency mulai digandrungi banyak kalangan di Indonesia. Diperkirakan, sekitar 2 juta orang Indonesia pernah membeli aset kripto, baik yang aktif memperdagangkannya setiap hari untuk mendapatkan cuan, maupun orang yang sekadar iseng ingin tahu. Maklum, kripto memang terbilang aset baru sehingga banyak yang penasaran.

Salah satu orang yang tertarik dengan aset kripto ini adalah Edi Prio Pambudi. Lelaki yang kini menjabat sebagai Asisten Deputi Menteri Moneter dan Neraca Pembayaran di Kementerian Koordinator Perekonomian ini bahkan sudah sejak tahun 2016 lalu membeli Bitcoin, salah satu jenis aset kripto terbesar saat ini.

"Kalau saya enggak mencoba, kan enggak tahu," ujarnya.

Namun, kata Edi, dia tidak mengalokasikan dana yang besar untuk bermain kripto. 

"Tak banyak, just to know. Jadi, enggak mencari profit," ujarnya.

Edi tidak ingat persis berapa harga Bitcoin yang ia beli pada 2016 lalu. Yang pasti, jumlah Bitcoin yang dia beli tidak banyak.

Saat ini, nilai Bitcoin milik Edi sudah naik cukup tinggi. "Di hitung sejak harga beli dengan saat ini, saya untung lumayan," ujarnya. 

Sebagai gambaran, tahun 2016, harga Bitcoin masih bergerak di kisaran US$ 400 hingga US$ 900-an per koin. Saat ini harganya sudah meningkat menjadi US$ 3.900. 

Bahkan, pada 2017 lampau, harga Bitcoin sempat menembus US$ 20.000 atau 22-50 kali lipat harganya pada 2016, saat Edi membeli Bitcoin.

Meski bisa memetik cuan superbesar, toh Edi belum tertarik merealisasikan keuntungan. Kata Edi, Bitcoin yang dibelinya itu untuk disimpan saja, bukan untuk trading. 
"Saya hanya ingin tahu sistem, tidak berniat bermain," ujarnya.

Saat ini, Edi memang cukup dekat dengan pelaku indistri kripto di Indonesia. Ia sering dijumpai mereka dalam acara-acara komunitas kripto dan blockchain Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Petrus Dabu
Survei KG Media
Terbaru