Printer atau perangkat mencetak bukan barang baru di Indonesia. Tapi, justru karena sudah menjadi barang umum, maka banyak masyarakat cuek dengan perawatannya. Sebagian hanya membeli printer lantas mengoperasikannya.
Begitu tinta habis, biasanya menggantinya dengan tinta baru. Atau kalau mau lebih hemat lagi, disuntik dengan tinta isi ulang. Alhasil, begitu mencetak ribuan lembar kertas, printer macet. Masih untung kalau bisa diperbaiki dengan harga murah. Seringkali biaya perbaikan lebih mahal daripada harga printernya.
Menurut Hero Candra, Staf Pemasaran Produk Canon PT Datascript, persoalan seperti itu seharusnya tidak akan terjadi apabila pengguna memperhatikan cara perawatan printer. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan khusus adalah soal tinta.
Memang, lantaran semakin mudah mendapatkan tinta, sebagian pengguna printer memilih produk tinta isi ulang yang murah. Meski dari harga hemat, efek yang ditimbulkan bisa lebih parah lantaran bisa mempengaruhi kinerja printer. "Kerugian lainnya, jika tidak menggunakan tinta asli, garansi tidak berlaku, jadi konsumen rugi," kata Hero.
Hal penting lain adalah saat mengisi ulang tinta. Meski terbilang cukup sepele, beberapa pengguna sering membuka cartridge secara paksa tanpa memperhatikan petunjuk buku pemakaian. Soalnya, masing-masing produk punya cara berbeda. Lebih baik membaca buku petunjuk sebelum mencopot sehingga bisa menghindari kerusakan.
Dua cara pemeliharaan itu tidak akan lengkap apabila print head printer tidak diurus. Apabila printer jarang dipakai, Hero menyarankan, minimal dua minggu sekali print head perlu dibersihkan.
Pembersihan print head tidak perlu dengan membukanya dan membersihkan dengan sikat. Itu justru kian cepat merusak kinerja. Untuk membersihkan, cukup menggunakan program cleaning print head yang ada di software. Membersihkan print head secara teratur akan membuat kinerja printer lebih baik.
Masing-masing printer memiliki kemampuan mencetak bervariasi. Untuk itu, setelah mencetak beberapa lembar kertas, printer perlu diistirahatkan selama beberapa menit sembari mendinginkan mesin dan membersihkan cartridge.
Nah, agar saat merawat tidak perlu kerepotan, sebelum membeli printer, lebih baik mempertimbangkan masak-masak kebutuhannya. Jangan hanya melihat tampilan produk yang bagus. Menurut Hero, kebutuhan harus menjadi dasar pembelian.
Maklum, cukup banyak tipe printer. Meski fungsinya hampir sama, tetapi jika tidak jeli memilih, pelanggan justru bisa rugi sendiri.
Soal kertas misalnya, tidak semua printer bisa mencetak semua ukuran kertas. Umumnya, ukurannya antara A4 dan A3. Nah, jika ingin mencetak A3 tapi ternyata membeli printer dengan kertas A4, tentu sayang.
Kecepatan printer mencetak kertas juga berbeda. Ada yang bisa mencetak hingga puluhan dalam semenit atau hanya beberapa lembar.
"Selebihnya kembali kepada kebutuhan konsumen, mau model bagaimana," kata Riswin Lie, Manajer Konsumer Departemen Penjualan dan Pemasaran Epson Indonesia.
Jika spesifikasi kebutuhan sudah ditentukan, langkah berikutnya yang tidak kalah penting adalah menimbang harga dan layanan purnajual. Sekarang ini, tawaran printer semakin beragam. Banyak calon pembeli terkadang terkecoh dengan harga murah lantaran tidak ada garansi. Alhasil, saat rusak, keluar biaya tambahan.
Karena itu, jangan membeli produk yang layanan purnajualnya belum jelas. Layanan garansi dan purnajual penting karena printer merupakan peranti elektronik. Kerusakan kecil akan sangat mempengaruhi kinerjanya. "Penting ada garansi karena perbaikannya tidak gampang," ujar Public Relation Digital Imaging PT Hewlett-Packard (HP) Indonesia Ameer Brontoari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News