Berdiri sejak 1980, Restoran Rindu Alam di Puncak Bogor kini resmi tutup

Rabu, 26 Februari 2020 | 07:47 WIB Sumber: TribunNews.com
Berdiri sejak 1980, Restoran Rindu Alam di Puncak Bogor kini resmi tutup

ILUSTRASI. Berdiri sejak 1980, Restoran Rindu Alam di Puncak Bogor kini resmi tutup


RESTORAN - BOGOR. Setiap pengendara yang melintasi Jalan Raya Puncak pasti akan menemukan Restoran Rindu Alam.

Restoran yang berada di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini kerap menjadi pilihan pengendara untuk singgah.

Kabar terbarunya, restoran yang dibuka sejak puluhan tahun lalu itu ternyata kini sudah tutup alias tak beroperasi lagi.

Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 1980 dan kerap menjadi langganan wisatawan yang berkunjung ke kawasan puncak tampaknya hanya tinggal kenangan.

"Iya (tutup), sudah dari kemarin, Kamis tanggal 20 (Februari 2020)," kata Adam Adjie saat dihubungi TribunnewsBogor.com via sambungan telepon, Senin (24/2).

Baca Juga: Kebijakan contraflow diberlakukan mulai dari jalan tol Jagorawi menuju arah Ciawi

Banyak cerita dari perjalanan Restoran Rindu Alam yang berdiri diatas ketinggian 1.443 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu.

Tak hanya warga biasa yang mampir ke Restoran Rindu Alam, namun dari mulai artis, pejabat hingga Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) dikabarkan pernah mampir untuk mencicipi makanan di restoran tersebut.

Tak heran, jika Restoran Rindu Alam seolah menjadi salah satu icon di kawasan puncak.

Bahkan, karyawannya ada yang sampai sudah memiliki cucu dan masih bekerja di restoran tersebut.

Restoran legendaris Rindu Alam Puncak Bogor pertama kali dibangun pada tahun 1979 oleh Letnan Jenderal TNI Ibrahim Adjie dan baru mulai beroperasi sekitar tahun 1980-an.

Cucu ke-2 sang pendiri Rindu Alam, Adam Adjie mengatakan bahwa penutupan Restoran Rindu Alam ini berkaitan dengan habisnya masa kontrak.

Baca Juga: Jalur Bogor-Puncak ditutup saat malam Tahun baru, cek jadwal penutupannya

Menurutnya, saat ini pihaknya masih mengurus perpanjangan izin Restoran Rindu Alam.

Sehingga, jika izinnya diberikan oleh instansi terkait maka Retoran Rindu Alam akan kembali beroperasi.

"Memang sudah habis sih (kontrak), memang lagi diurusin lagi, cuman memang lagi pelan-pelan aja. Tutup sementara dulu aja, kalau memang dikasih izinnya ya kita buka lagi, kami ngikutin peraturan aja. Urus izinnya ke Provinsi (Jabar)," kata Adam Adjie.

Dia menjelaskan bahwa status tanah yang ditempati Restoran Rindu Alam kini dalam status quo atau dibekukan.

"Siapapun bisa ngurusin izin sekarang, maksudnya statusnya status quo sekarang, siapapun bisa (urus izin) dan gak boleh ada aktivitas di sana dulu, jadi beneran kosong," ujar Adam.

Kerja dari Lajang Hingga Punya Cucu

Restoran Rindu Alam rupanya cukup awet mempertahankan karyawan lamanya. Bahkan, ada karyawan yang bekerja sejak masih lajang hingga kini mempunyai cucu.

Salah satunya yakni Siswandi (57), salah satu Supervisor restoran Rindu Alam ini mengaku sudah lebih dari 35 tahun bekerja di restoran tersebut.

Ia merupakan pria asli Kebumen yang tinggal di Kampung Pacet, Desa Cipendawa, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

"Saya mulai masuk bekerja di sini tahun 1983, waktu itu masih bujang, sampai nikah dan punya anak tiga dan cucu satu," ujar Siswandi kepada TribunnewsBogor.com.

Baca Juga: Ingin ke Puncak? Ini jadwal buka tutup sistem 2-1 di jalur Puncak akhir pekan ini

Ia mengatakan dalam perjalanannya restoran tersebut berdiri, bangunannya tidak banyak yang dirubah.

Namun, ia mengaku bangunan restoran tempat ia bekerja itu sempat diterpa angin kencang hingga atap restoran hancur dan berserakan di jalan raya.

"Dulu pernah atapnya ini kebawa angin, sampe ke jalan, trus atapnya dirubah gak seperti awal, meja kursi juga pernah diganti tapi bangunan lainnya masih sama seperti dulu," katanya.

Selain itu, ketika melayani pengunjung, ia mengaku sering mendapat sapaan pengunjung yang mengaku senang ketika datang ke restoran tersebut.

"Suka ada pengunjung, aduh bapak dulu saya ke sini pas masih kecil, sekarang saya udah berkeluarga, ternyata masih sama, saya bilang terima kasih, silahkan menikmati, banyak itu yang gitu terutama yang dari luar Jawa Barat," katanya mengutip ucapan pengunjung.

Ia menyebut sejumlah pejabat hingga Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah datang ke tempatnya bekerja itu.

Tidak hanya itu, kalangan artis sejak di bawah tahun 2000 hingga sekarang banyak yang datang dan makan bahkan restoran Rindu Alam itu serta beberapa kali pernah dijadikan lokasi syuting.

Sempat Akan Dibongkar

Restoran Rindu Alam sempat santer bakal dibongkar oleh aparat Satpol PP. Kawasan yang menjadi lokasi Restoran Rindu Alam sempat akan diratakan oleh Pemprov Jabar pada Akhir November 2017 lalu.

Kabid Penegakan Perundang-undangan pada Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho mengatakan, eksekusi bangunan dilakukan setelah ada surat teguran ketiga keluar dari Dinas Tata Bangunan Kabupaten Bogor.

Menurutnya, saat ini surat teguran yang dikeluarkan Pemkab Bogor sudah memasuki tahap dua. "Setelah ada pelimpahan dari tata bangunan baru kami yang bergerak," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (4/12/2017).

Agus sendiri tidak mengetahui secara pasti proses gugatan yang dilakukan Rindu Alam kepada Pemprov Jabar sebagai pemilik lahan.

Namun, pembongkaran restoran yang berada di wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor itu direncanakan selesai sebelum pergantian tahun 2018.

"Kami upayakan sebelum tahun baru sudah dibongkar, karena pada prinsipnya Pemprov Jabar juga meminta ke Pemda lahan tersebut harus sudah dikosongkang," tukasnya.

Namun. rencana Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor membongkar restoran Rindu Alam akhir tahun 2017 batal dilakukan.

Hal itu diungkapkan Kasatpol PP Kabupaten Bogor, Herdiana saat ditemui TribunnewsBogor.com, Kamis (28/12/2017).

Menurut Herdi, pembongkaran restoran Rindu Alam yang berada dikawasan Cisarua, Kabupaten Bogor batal dibongkar karena ada beberapa hal yang harus diselesaikan. "Engga jadi dibongkar tahun ini," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com.

Gugat Pemprov Jabar

Pihak Restoran Rindu Alam Puncak melayangkan gugatan hingga rencana pembongkaran pada tahun 2017 lalu dibatalkan.

Kuasa Hukum Rindu Alam, Ardi Kusumah, mengatakan terjadi tumpang tindih perjanjian sewa Rindu Alam. Karena hal itu pihaknya menempuh jalur hukum.

"Jadi gini, ada tumpang tindih perjanjian, jadi sebetulnya kita ada perjanjian sampai tahun 2020 dengan dinas PU. Tiba-tiba pak Sekda bikin perjanjian lagi dengan kita sampai tahun 2015, katanya nanti diperpanjang lagi sampai 2020," ujar Ardi kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (30/11/2017).

Ardi menjelaskan bahwa kemudian Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, memberikan surat kepada Rindu Alam bahwa tahun 2015 restoran tersebut harus dikosongkan.

"Pada perjanjian sampai tahun 2020 belum dibatalkan, kita menggugat, pak gubernur ngajak damai, akhirnya ada kesepakatan sampai 30 November 2017," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Rindu Alam tidak dimiliki oleh satu pihak karena terdiri dari keluarga Ibrahim Adjie, Mangkuto dan para karyawan di mana semuanya sebagai pemegang saham.

Ketika perdamaian itu dilakukan, lanjut Ardi, pihak karyawan tidak dilibatkan.

"Yang lain ini tidak dilibatkan dalam perdamaian ini, sedangkan berdasarkan peraturan Mahkamah Agung nomor 1 2016, perdamaian itu tidak boleh merugikan pihak ketiga, pihak karyawan," katanya.

Ardi mengatakan, bahwa pihak Rindu Alam ingin perdamaian tersebut dibatalkan karena tidak melibatkan karyawan.

Ia juga menambahkan bahwa dalam permasalahan tersebut pihak Pemprov jabar telah membuat perjanjian baru tapi perjanjian yang sampai tahun 2020 masih berlaku.

"Maka saat ini lagi ada proses gugatan karyawan Rindu Alam, pemegang saham juga di sini, kita menghormati aja yang itu, yang perjanjian sampai tahun 2020, setelah itu baru, ya silahkan, sesuai perjanjian aja," ungkapnya.

Selain itu, menurut Ardi, bangunan Rindu Alam juga sudah dihibahkan ke Pemprov Jabar sekitar 20 tahun yang lalu di mana sejak saat itu hingga sekarang, Rindu Alam murni beroperasi dengan sewa tanah dan bangunan. (Penulis: Damanhuri)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Restoran Rindu Alam di Puncak Resmi Tutup: Dibangun tahun 1980 Hingga Sempat Ingin Dibongkar,

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru