Berguru sejarah Korea melalui drama kolosal

Minggu, 25 Agustus 2019 | 20:02 WIB   Reporter: Yasmine Maghfira
Berguru sejarah Korea melalui drama kolosal

ILUSTRASI. Drama Kolosal Korea


Drama ini juga mengisahkan kehidupan percintaannya dengan Toghon Temür, Kaisar Dinasti Yuan yang dianggap sebagai suksesor terakhir dari Kekaisaran Mongol.

Aktor yang memerankan Toghon Temür di drama tersebut ialah Ji Chang Wook. Meskipun seri kolosal Empress Ki termasuk cerita fiksi, akan tetapi tokoh yang diperankan merupakan kisah nyata.

Mengutip dari koreatimes, ketika MBC mengumumkan drama ini akan rilis, beberapa kritikus dan penggemar drakor tidak menyambutnya. Sebab, drama kolosal (saeguk) Korea memiliki pola cerita yang fokus pada kisah sukses dan tindakan heroik dari tokoh utama.

Sementara, masyarakat Korea yang kontra menilai drama Empress Ki akan menjadi glorifikasi bagi ratu Cina yang sebetulnya terlahir sebagai orang Goryeo itu dan dianggap sebagai pengkhianat di Korea.

Baca Juga: Arthdal Chronicles, seri Game of Thrones versi Korea, drakor termahal sepanjang masa

Berdasarkan sejarahnya, memang betul ada permaisuri Yuan bernama Empress Gi atau Lady Gi. Mengutip dari chinachannel, Kyung Moon Hwang, penulis A History of Korea dan profesor sejarah dan bahasa serta budaya Asia Timur University of Southern California, Amerika Serikat (AS) menyatakan banyak prestasi Gi yang diabaikan karena sejarahnya ditulis oleh mereka yang mengalahkan Gi.

Ia dicap sebagai pengkhianat di Korea dan dianggap sebagai pengaruh korupsi oleh sejarawan Dinasti Ming.

Sementara itu, Drakor Empress Ki merupakan seri yang berjumlah 51 episode. Berdasarkan data AGB Nielsen Korea, saat itu ratingdrama tersebut secara nasional adalah 8,2% atau peringkat 17, sedangkan di Seoul menempati peringkat 15 atau denganrating 8,7%.

Biaya produksi yang dibutuhkan drama tersebut sekitar 500 juta won atau sekitar Rp 5,8 miliar per episode, sedangkan total biaya Empress Ki sebanyak 25 miliar won atau sekitar Rp 294,23 miliar. Lokasi syuting drama tersebut juga banyak dilakukan di China, beberapa diantaranya di Hengdian World Studios, di Hengdian, China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru