Sayang, museum ini terasa tak ramah dengan lingkungan sekitar. Berada di cuaca yang terik, dinding Museum Perang Dunia II maupun Museum Trikora ini terbuat dari kaca hitam.
Alhasil, hawa di dalam museum membuat pengunjung gerah. Apalagi, meski deretan penyejuk ruangan terpasang, namun tidak ada yang berfungsi. Jadi tak heran, jika museum ini sepi pengunjung.
Tim Jelajah KONTAN Ekonomi Pariwisata 2019 berkunjung ke Museum Perang Dunia II dan Museum Trikora pada 3 September 2019 lalu. Saat itu, tak ada pengunjung lain yang bertandang.
Menurut Ishak Kotu, penjaga museum di sana, pada hari biasa pengunjung museum yang buka dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIT itu memang tak banyak. Rata-rata hanya ada lima pengunjung per hari.
Jumlahnya bisa lebih jika ada rombongan wisatawan di akhir pekan atau pada saat ada kegiatan wisata di Morotai. Ishaq menyebut, jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke sini masih lebih banyak dibandingkan wisatawan mancanegara.
"Kalau ada festival atau sedang weekend bisa lebih (dari rata-rata pengunjung harian), antara 10 sampai 20 orang," kata Ishak.
Jumlah koleksi di museum ini memang tak begitu banyak. Ishaq pun tidak hafal data tentang jenis dan jumlah koleksi di museum Perang Dunia II dan Trikora ini.