Bersaing jualan layanan data berbalut dengan gadget

Rabu, 23 November 2011 | 10:06 WIB Sumber: Harian KONTAN, 23 Oktober 2011
Bersaing jualan layanan data berbalut dengan gadget

ILUSTRASI. Ilustrasi makanan yang dipanggang.


Strategi jualan dengan cara membundel layanan operator seluler di jaringan CDMA (Code Division Multiple Access) dengan vendor ponsel berbasis Android sejatinya bukanlah barang baru. Sejak si robot hijau mulai mewabah di tanah air, operator CDMA ikut menggebrak pasar dengan menggandeng vendor dari benua Asia, seperti Huawei dan ZTE.

Perpaduan ini menghasilkan smartphone Android berharga terjangkau. Ambil contoh, Bakrie Connectivity yang menyulap Huawei Ideos C1850 menjadi Aha Touch seharga Rp 1,5 juta sejak awal 2011. Pertengahan tahun, menyusul Smartfren yang membundel ZTE seri N880 dan memasarkannya dengan nama Android Smartfren Wide seharga Rp 1,65 juta.

Kini Esia dan Smartfren mulai menaikkan tensi persaingan setelah sama-sama merangkul Samsung Galaxy Young, atau yang juga dikenal dengan nama Samsung Galaxy Y. Nama besar Samsung sebagai penguasa di pasar smartphone tanah air membuat keduanya kepincut. "Untuk smartphone Android, 79% dikuasai oleh Samsung. Itu sebabnya Esia memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan Samsung," aku Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, dalam keterangannya.

Sementara Deputy CEO Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan, pesona Android mampu memikat hati banyak konsumen, termasuk di Indonesia. Hal ini menjadi pendorong Smartfren bekerja sama dengan Samsung. "Aktivitas komunikasi data yang saat ini semakin mendominasi dibandingkan aktivitas komunikasi suara, karena itu kami memasarkan data bareng smartphone ber-OS Android dari Samsung," ujar Djoko.

Tak cuma itu, harga yang makin murah juga sukses memikat dua operator ini. Setelah sebelumnya bermain di harga Rp 1,5 juta ke atas, sekarang keduanya mulai merambah kelas bawah. Samsung mematok harga si bungsu dari keluarga Galaxy itu Rp 1,2 juta. Selama dalam masa promosi seperti 19-20 November silam, vendor Negeri Ginseng itu memangkas harganya menjadi Rp 999.000 dengan menyasar kaum pelajar.

Lantaran harganya setara, Esia dan Smartfren pun beradu di promosi paket data. Anandita Danaatmadja Public Relations Manager Bakrie Connectivity, mengatakan, Esia menggratiskan penggunaan akses data selama 6 bulan dengan kecepatan akses data hingga 3.1Mbps.

Ketentuannya, pada bulan pertama pengguna akan langsung mendapatkan bonus data dengan kuota 7 GB. Pada bulan kedua hingga keenam, pengguna bakal mendapatkan bonus 700 MB selama 30 hari setelah melakukan top up akumulatif Rp 50.000 per bulan.

Sementara Smartfren, menawarkan Paket Connex 2GB seharga Rp 50.000 untuk Paket Data Unlimited selama 30 hari dengan kecepatan download hingga 3,1 Mbps. Operator ini juga memberikan bonus gratis akses data 700 MB per bulan selama 5 bulan pertama sejak aktivasi. Syaratnya, pengguna mesti melakukan pengisian pulsa minimal Rp 50.000 per bulan secara akumulasi.

Telkom Flexi sebetulnya tidak kalah langkah dengan dua seterunya tadi. Senior Marketing & Customer Relations Divisi Telkom Flexi Oki Wiranto menyebut, sejak awal bulan ini Flexi sudah memasarkan bundelan paket datanya dengan smartphone Huawei C8650. Jika tak ada aral melintang, produk ini akan resmi dirilis awal Desember.

Oki yakin, spesifikasi teknis dagangannya bisa diadu head to head dengan Samsung Galaxy Y. Ambil contoh, layar sentuh Huawei C8650 lebih luas, 3,5 inci berbanding 3 inci Galaxy Y. Kamera utama Huawei juga lebih besar, yaitu 3,2 MP, sementara Galaxy Y cuma 2 MP. Secara kasat mata, kekalahan Huawei C8650 ada di harga jual. "Kisaran harganya sekitar Rp 1,5 juta-Rp 1,7 juta," tukas Oki.

Sayang belum ada bocoran penawaran dari Flexi untuk produk ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru