Cara Cek Daya Tampung Jurusan PTN Jalur SNBP dan SNBT 2023

PERGURUAN TINGGI - Siswa yang akan mengikuti SNBP dan SNBT tahun 2023 tentu ingin mengetahui daya tampung dari jurusan yang akan dipilih.

Dengan mengetahui kuota atau daya tampung jurusan, siswa bisa memperhitungkan kemungkinan untuk lolos seleksi.

Setiap universitas memiliki kapasitas penerimaan calon mahasiswa yang berbeda, begitu juga jurusan.

Ada beberapa jurusan yang memiliki kuota yang besar, ada pula yang hanya membuka kuota di bawah 20 kursi.

Agar bisa mengetahui jumlah kuota jurusan yang ingin didaftar, baik pada jalur SNBP maupun SNBT, siswa bisa mengakses situs SNMPMB BPPP Kemendikbud Ristek.

Cara cek daya tampung jurusan PTN

Siswa yang ingin mengetahui kuota jurusan pada jalur SNBP dan SNBT 2023, berikut ini cara yang bisa Anda coba.

1. Buka situs https://snmpmb.bppp.kemdikbud.go.id/.

2. Pada kolom menu yang terletak di sebelah kiri halaman, klik pada "Daftar PTN SNBP" atau "Daftar PTN SNBT"

3. Setelah klik pada salah satu daftar PTN, siswa akan diarahkan ke laman Sidata PTN SNMPMB.

4. Pada halaman tersebut tersedia daftar PTN dan Politeknik Negeri yang bisa dipilih pada SNBP dan SNBT/

5. Klik pada tombol "Lihat Prodi" sesuai dengan PTN yang akan dituju.

6. Selanjutnya akan muncul halaman yang berisikan informasi jurusan, jenjang, serta daya tampung tahun 2023 dan peminatnya di tahun 2022. Terdapat juga informasi apakah jurusan membutuhkan portofolio atau tidak.

Cara registrasi akun SNPMB siswa

1. Buka situs https://portal-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/ untuk membuat akun SNPMB 2023

2. Membuka email verifikasi dan klik aktivasi akun.

3. Login menggunakan akun yang telah dibuat di portal SNPMB.

4. Memilih menu verifikasi dan validasi.

5. Klik tombol "Perbarui Data"

6. Memvalidasi data yang terdapat pada halaman registrasi.

7. Jika data valid maka siswa perlu mengisi biodata yang diminta.

8. Unggah dan atur pasfoto formal terbaru dalam kurun waktu 3 bulan terakhir

9. Selanjutnya, simpan permanen akun SNPMB

10. Tahap terakhir adalah mengunduh bukti permanen.

Jika terdapat data yang tidak valid, maka siswa perlu melapor ke sekolah. Selanjutnya sekolah harus melakukan koreksi dan melaporkan hasilnya ke Pusdatin/Pendis.