Colin Huang, anak muda paling tajir ke-2 di China ini punya kekayaan Rp 889 triliun

Sabtu, 02 Januari 2021 | 20:34 WIB Sumber: South China Morning Post
Colin Huang, anak muda paling tajir ke-2 di China ini punya kekayaan Rp 889 triliun

Colin Huang Zheng, CEO dan pendiri Pinduoduo, menghadiri sub-forum 'Amal dan Pengentasan Kemiskinan Melalui Internet di Wuzhen kota, kota Tongxiang, kota Jiaxing, provinsi Zhejiang China timur, 8 November 2018.


COLIN HUANG -  BEIJING. Pendiri Pinduoduo sekarang menjadi orang terkaya kedua di China karena penyelidikan antimonopoli membayangi saingan yang lebih besar seperti Alibaba dan Tencent.

Kekayaan Colin Huang, pendiri dan CEO pasar e-commerce anggaran Pinduoduo, telah melampaui Jack Ma dari Alibaba Group Holding dan Pony Ma Huateng dari Tencent Holdings untuk menjadi orang terkaya kedua di negara itu dengan kekayaan bersih saat ini sebesar US$ 63,1 miliar atau setara Rp 889,71 triliun (kurs Rp 14.100), menurut Indeks Miliarder Bloomberg.

Mengutip, South China Morning Post, Jumat (1/1) saham Pinduoduo yang terdaftar di Nasdaq naik 7,77% pada Rabu di New York, mengangkat kapitalisasi pasarnya menjadi hampir US$ 220 miliar, hari kedua berturut-turut di mana perusahaan baru berusia lima tahun itu melampaui nilai US$ 200 miliar.

Kekayaan Huang kini menempati urutan kedua di China setelah Zhong Shanshan, Chairman low profile raksasa air kemasan Nongfu Spring yang baru saja menyelesaikan IPO Hong Kong senilai HK$ 677 miliar (US$ 87 miliar) pada September 2020.

Baca Juga: Mengenal Colin Huang, anak muda di China yang kekayaannya lampaui Jack Ma

Zhong Shanshan dari China menyalip Mukesh Ambani menjadi orang terkaya di Asia pada 31 Des 2020.

Sejak Beijing menyusun dokumen untuk menindak monopoli dalam "ekonomi platform" pada awal November, nasib perusahaan yang menjalankan platform e-commerce, pengiriman, dan sosial terbesar di negara itu berada dalam ketidakpastian.

Regulator telah mengambil tindakan terhadap beberapa perusahaan teknologi terbesar di China. Bulan ini saja, perusahaan induk Post, Alibaba, didenda dan China Literature yang didukung Tencent atas akuisisi yang tidak dilaporkan, dan mulai menyelidiki untuk pertama kali dugaan praktik bisnis monopoli seperti mengharuskan pedagang untuk memilih hanya satu platform e-commerce sebagai saluran distribusi eksklusif mereka.

Saham Alibaba yang terdaftar di New York telah jatuh lebih dari 23% sejak awal November, sementara saham Tencent di Hong Kong telah turun 6,2% dari 2 November.

Baca Juga: Tidak terdampak, miliarder China semakin kaya di masa pandemi

Editor: Noverius Laoli
Terbaru