D2DI: Komunitas bermodal mimpi

Kamis, 18 April 2013 | 08:03 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 15 - 21 April 2013
D2DI: Komunitas bermodal mimpi

ILUSTRASI. CEO Apple Tim Cook memamerkan sistem kamera canggih pada iPhone 13 Pro terbaru saat acara khusus di Apple Park di Cuppertino, California, Amerika Serikat, Selasa (14/9/2021). Brooks Kraft/Apple Inc/Handout via REUTERS.


Lazimnya, komunitas dimulai dengan kesamaan hobi. Namun, komunitas ini sedikit berbeda. Anda bisa bergabung di dalamnya jika punya mimpi. Tentu, mimpi yang dimaksud bukanlah bunga tidur, tapi keinginan. Dari keinginan itu, seseorang berusaha untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.

Hal itulah yang diharapkan Dare to Dream Indonesia (D2DI). Sesuai namanya, komunitas ini adalah wadah untuk mewujudkan mimpi di sektor bisnis. Caranya dengan melakukan interaksi, diskusi, koordinasi, sosialisasi, serta edukasi melek keuangan dan bisnis. Dengan begitu, setiap anggota D2DI bisa memiliki penghasilan sendiri tanpa tergantung pemberi kerja ataupun pemerintah, bahkan mencetak lapangan kerja baru.

Komunitas D2DI didirikan pada Oktober 2012 oleh Mike Rini Sutikno, perencana keuangan, dan Karyana Hutomo, Manajer Pusat Entrepreneurship Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Kelahiran D2DI berawal dari pengalaman dan pengamatan Mike sehari-hari dalam melakukan aktivitas profesi dan beragam bisnis. Dia melihat bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang buta finansial, sehingga tidak bisa mandiri secara keuangan. Tapi, “Untuk memperbaiki itu masyarakat tidak bisa belajar sendiri karena kurang disiplin,” kata Mike.

Masyarakat kita juga jarang menggunakan jasa perencana keuangan sebagai edukasi keuangan keluarga lantaran biayanya tidak murah. Itu sebabnya, Mike mendirikan komunitas D2DI sebagai inkubator melek keuangan bagi masyarakat khususnya anggota komunitas ini.

Karyana menambahkan, kehadiran D2DI juga bisa menjadi wadah inkubator bagi para pengusaha pemula alias start up untuk meningkatkan kapabilitas kemampuannya dalam melihat pasar, persaingan bisnis, membuka jaringan atau networking, dan menaikkan usahanya ke pasar internasional.

Jadi, D2DI juga terbuka bagi pelaku usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Lazimnya, sustainability UMKM berisiko tinggi karena sejumlah faktor umum yang menyebabkan sebuah bisnis menjadi tidak lancar,” ujar Karyana.

Jembatan promosi

Untuk membantu mewujudkan mimpi anggotanya, menurut Mike, D2DI memiliki dua agenda rutin, yakni D2DI Gathering dan D2DI Coaching.

D2DI Gathering merupakan kegiatan berupa mini talkshow yang menghadirkan pembicara dari para profesional dan pengusaha yang sukses. Harapannya adalah, lewat kegiatan yang digelar setiap dua bulan sekali ini peserta bisa mendapat motivasi dari cerita sukses pembicara, agar lebih semangat mewujudkan mimpi mereka.

Adapun D2DI Coaching ialah pertemuan dalam kelompok kecil atawa small group meeting yang diadakan dua kali sebulan. Kegiatannya berupa workshop dengan tema manajemen sendiri (self management), perencanaan keuangan (financial planning), investasi (investment), serta kewirausahaan (entrepreneurship); dan mentoring.

Tujuan kegiatan ini ialah para anggota melakukan semua upaya dengan perencanaan serta strategi yang baik untuk mewujudkan impiannya. “Semua kegiatan itu bisa diikuti secara gratis,” tegas Mike.

Bukan cuma itu. D2DI juga bisa menjadi jembatan dalam mempromosikan dan memperkenalkan bisnis serta produk-produk para anggotanya. Salah satunya adalah dengan menggelar berbagai pameran.

Saat ini, D2DI memiliki sekitar 150 anggota. Mereka tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Dari jumlah anggota itu, lebih dari 20 anggota yang tadinya belum memiliki usaha sama sekali kini sudah berhasil mewujudkan mimpinya dengan menciptakan bisnis baru. Misalnya, mendirikan usaha kuliner, fashion, dan aksesorinya.

Yang menarik, anggota D2DI bukan hanya berasal dari kalangan individu, melainkan juga komunitas. Saat ini ada empat komunitas yang terdaftar menjadi anggota D2DI, yakni MomPreneur, Komunitas Organik Indonesia, Komunitas Indonesia Melek Finansial, dan Komunitas Buruh Migran Indonesia.

Anggota D2DI berasal dari bermacam profesi, mulai dari mahasiswa, karyawan, ibu rumahtangga, hingga pengusaha.

Dewi Muchtar, salah satunya. Pebisnis kuliner rendang kemasan dengan merek dagang DenDang ini bergabung dengan D2DI sejak Desember 2012 lalu. Dia tertarik menjadi anggota komunitas itu karena mendapat manfaat positif bagi kemajuan usahanya. “D2DI adalah komunitas untuk orang-orang yang ingin mengejar mimpinya menjadi pengusaha sukses. Di sini saya terpacu untuk mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik lagi,” kata wanita berusia 37 tahun ini.

Ibu dua anak ini menambahkan, berbagai kegiatan D2DI ikut menunjang pengembangan usahanya. Dia memberi contoh, D2DI Coaching bisa menjadi sarana untuk berkonsultasi dengan para pakar pemasaran produk.

Dari kegiatan ini, ia belajar bagaimana memasarkan produk dengan baik dan tepat sasaran. “Saya juga mempelajari bahwa bisnis bukan semata berdagang, tapi bagaimana membuat sistem dan dengan sistem itu kita mengendalikan bisnis,” imbuh Dewi.

Cuma, yang bergabung dengan komunitas ini bukan semata ingin menjadi anggota. Ada juga yang ingin jadi mentor. Contohnya, Bhayu Mahendra yang mau berbagi ilmu dan pengalamannya di dunia bisnis. “Saya diajak oleh pendiri D2DI untuk membantu merumuskan strategi, sumber daya manusia (SDM), komunikasi, dan manajemen karena saya expert di situ,” kata managing director sebuah perusahaan konsultan SDM ini yang baru menjadi mentor tiga bulan lalu.

Menurut pria lajang 37 tahun itu, bisa berbagi ilmu dan pengalaman di D2DI memberikan kepuasan tersendiri. Efek positifnya juga adalah rasa senang bisa membantu para anggota komunitas tersebut.

Bagaimana, Anda berminat menjadi anggota D2DI? Tak ada syarat khusus dan iuran yang diberlakukan D2DI, kok. Jadi, Anda tinggal daftar ke sekretariat komunitas ini dengan menghubungi nomor telepon 021-3856722. “Syaratnya adalah Anda harus punya mimpi untuk maju,” imbuh Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru