Dari 4.500 Kampus di Indonesia, Hanya 20 yang Masuk Ranking Dunia, Apa Saja?

Sabtu, 30 Juli 2022 | 05:49 WIB Sumber: Kompas.com
Dari 4.500 Kampus di Indonesia, Hanya 20 yang Masuk Ranking Dunia, Apa Saja?

ILUSTRASI. Jumlah perguruan tinggi Indonesia yang mampu masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya hanya 20 perguruan tinggi. Salah satunya Universitas Gadjah Mada.


PENDIDIKAN - JAKARTA. Saat ini, total perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.500 perguruan tinggi. Sayangnya, jumlah perguruan tinggi yang mampu masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya hanya 20 perguruan tinggi. 

Dari 20 perguruan tinggi Indonesia yang masuk pemeringkatan dunia itu, bahkan hanya 5 perguruan tinggi saja yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia. 

Sebagai informasi, di tahun 2022, sebanyak 16 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia masuk dalam pemeringkatan QS WUR 2022. 

Metodologi pemeringkatan didasarkan pada sejumlah aspek, yaitu Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, Citations per Faculty, International Faculty Ratio, dan International Students Ratio. 

Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menjadi PTN nomor satu di Indonesia dan menduduki peringkat 231 pada pemeringkatan perguruan tinggi terbaik dunia. UGM tercatat telah mengalami peningkatan 270 peringkat. 

UGM mengalami peningkatan peringkat hampir setiap tahun. Disusul oleh ITB di peringkat kedua dan UI di peringkat ketiga nasional. 

Di peringkat dunia, ITB menduduki urutan =235 sementara UI pada urutan =248. 

Baca Juga: Ingin Kuliah di Inggris? Beasiswa Chevening Buka Agustus 2022, Cek Syarat Daftarnya

Lalu, PTN Indonesia lainnya yang berhasil masuk dalam 1.000 besar universitas terbaik dunia ialah Universitas Airlangga (=369 dunia), IPB University (=449 dunia), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (701-750 dunia), Universitas Padjadjaran (751-800), Universitas Diponegoro (801-1000 dunia), dan Universitas Brawijaya (801-1000). 

Sementara 5 kampus di Indonesia yang masuk 500 top kampus dunia ialah UGM peringkat 231, ITB peringkat 235, UI Peringkat 248, Unair peringkat 369, IPB peringkat 449. 

Mengapa dari banyaknya perguruan tinggi di Indonesia, hanya 20 perguruan tinggi yang berhasil masuk di kelas dunia? 

Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Lukman mengatakan bahwa kualitas menjadi salah satu alasan mengapa banyak perguruan tinggi Indonesia yang belum berhasil masuk pemeringkatan dunia. 

Kualitas tersebut, lanjut dia, salah satunya dipengaruhi oleh biaya pendidikan tinggi yang masih rendah.

"Ini berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali," papar Lukman dalam Silaturahmi Merdeka Belajar "Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi", Kamis (28/7/2022). 

Dalam setahun, Lukman memaparkan pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp 28 juta atau sekitar USD 2.000. Sementara India, sekitar USD 3.000 per tahun. 

Baca Juga: Siap-Siap! Beasiswa Chevening S2 Ke Inggris Buka Agustus 2022, Ini Infonya

"Kita hanya lebih tinggi dari Filipina itu USD 1.000," paparnya. Masih jauh dari Malaysia kurang lebih USD 7.000 dan dari Jepang USD 8.000," ungkap dia. 

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, Lukman mengatakan bahwa Kemendikbudristek telah berkolaborasi dengan LPDP meluncurkan Dana Abadi Pendidikan Tinggi. 

Dana Abadi Pendidikan Tinggi ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh PTNBH untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian. 

"Kami menyiapkan dana abadi perguruan tinggi ini dengan harapan semua pendanaan ini bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi untuk perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia," jelas dia. 

Memicu PTN lain agar menjadi PTN-BH 

Lukman mengatakan, tahap awal pendanaan dana abadi perguruan tinggi akan diberikan untuk Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) secara bertahap. 
"PTN-BH ini dijadikan role model untuk seluruh PTN lainnya. Karena apa? Karena PTN-BH itu fleksibel dari sisi pengelolaan anggaran. 

Sementara untuk PTN lainnya, Lukman mengatakan bahwa Kemendikbudristek berharap ini bisa menjadi pemicu untuk PTN lain bertransformasi menjadi PTN-BH. 

"Tahun ini PTN-BH ada 16, kalau tidak ada halangan akan ada tambahan lagi 5," ujar Lukman. 

Adanya pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi untuk PTN-BH ini, lanjut dia, diharapkan PTN lain akan terpicu untuk jadi PTN-BH karena akan memiliki otonomi akademik dan nonakademik. 

"Jadi kami berharap dengan adanya Dana Abadi Perguruan Tinggi ini dapat menjadi pemacu dan pemicu untuk menjadikan perguruan tinggi kita berkelas dunia dan PTN lain yang belum menjadi PTN-BH bisa segera mengikuti menjadi PTN-BH," harapnya. 

PTN yang sudah masuk dalam kategori PTN-BH meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Negeri Padang. 

Manfaat Dana Abadi Perguruan Tinggi 

Ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk bisa masuk dalam pemeringkatan dunia. 

Lukman mengatakan, melalui pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi maka diharapkan PTN-BH bisa membiayai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan indikator tersebut. 

"Kami sudah memberikan kebebasan sepenuhnya kepada perguruan tinggi, untuk betul-betul indikator apa yang akan dilaksanakan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi ini. Sehingga menciptakan ekosistem untuk menunjang perguruan tinggi bisa berdaya saing dan menjadi kelas dunia," jelasnya. 

Baca Juga: Pendaftaran Calon Maba Universitas Pertamina Tanpa Tes 2022 Masih Dibuka, Ini Infonya

Jadi, tegas Lukman, anggaran tersebut harus akuntabel dan digunakan untuk kegiatan menuju perguruan tinggi kelas dunia. 

"Seperti kolaborasi riset, seminar dan semuanya yang bisa mendukung tahapan dan hasil akhirnya menuju kelas dunia," pungkas Lukman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud"
Penulis : Ayunda Pininta Kasih
Editor : Ayunda Pininta Kasih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru