Dari sekadar koleksi lalu bisa membuat robot

Jumat, 10 Mei 2013 | 07:31 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 6 - 12 Mei 2013
Dari sekadar koleksi lalu bisa membuat robot

ILUSTRASI. Batuk Tak Kunjung Sembuh? Waspadai 5 Penyakit Ini


Robot. Benda yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Benda mekanik yang bisa bergerak sendiri tersebut biasanya identik dengan mainan anak laki-laki.

Seiring perkembangan zaman, kini robot bukan lagi sekadar menjadi mainan anak-anak. Sekarang, robot telah digandrungi berbagai kalangan umur. Tidak terkecuali para pecinta robot di Tanah Air yang tergabung dalam Komunitas Robot Indonesia. Bukan sebatas mengoleksi dan merakit, ada beberapa anggota komunitas ini yang mengembangkan bahkan menciptakan robot.

Komunitas Robot Indonesia berdiri pada 21 Maret 2011 atas gagasan Adiatmo Rahardi dan beberapa penggiat robot lainnya. Adiatmo merasa terpanggil untuk mengompori kelahiran komunitas ini karena ia melihat pecinta robot mulai menjamur di Indonesia, dan belum ada wadah untuk menyalurkan hobi tersebut.  

“Sebelumnya, penggiat robotik terkotak-kotak antarkampus,” kata Adiatmo yang mengajar di sebuah lembaga pendidikan dan sekolah menengah atas (SMA) di bilangan Bulungan, Jakarta Selatan, ini.

Maka, latar belakang pendirian Komunitas Robot Indonesia adalah ingin memecahkan masalah dasar, yakni bagaimana menyatukan para roboticist, sebutan penggiat robot, dari seluruh penjuru negeri. Dengan begitu, mereka bisa saling mengenal satu sama lain untuk mengembangkan dunia robotika di negara ini.

Awalnya, Adiatmo berkisah, komunitas yang digagas sembilan orang berlatar belakang ilmu elektro ini sebatas menggelar diskusi lewat dunia maya belaka. Mereka saling berinteraksi melalui jejaring sosial Facebook atau laman www.gruprobot.com dan www.KomunitasRobot.com. Kopi darat cuma berlangsung saat momen-momen tertentu, seperti ketika ada anggota yang berulang tahun.

Tidak disangka, grup diskusi di dunia maya, yang mulanya beranggotakan belasan orang, membengkak menjadi ratusan orang hanya dalam waktu singkat. Banyak para pecinta robotika mulai tertarik bergabung. Pada tiga hari pertama diskusi di jejaring sosial, komunitas tersebut berhasil menjaring  sekitar 100 roboticist.

Melihat animo besar dari banyak pecinta robot, komunitas ini pun melebarkan sayap kegiatan mereka, bukan lagi sebatas diskusi di dunia maya. Kegiatan pertama yang digelar Komunitas Robot Indonesia adalah Seminar Nasional tentang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) pada 24 Desember 2011 di Institut Teknologi Telkom, Bandung.

Tidak pelit ilmu

Tahun 2012, Komunitas Robot Indonesia menggelar Parahyangan Robotic Competition. “Kalau selama ini Indonesia bangga dijadikan tuan rumah kompetisi robot internasional yang diinisiasi negara lain, sudah saatnya Indonesia membuat kompetisi robot internasional sendiri,” ujar Adiatmo.

Sekarang, jumlah anggota Komunitas Robot Indonesia secara online telah mencapai 7.500 orang dengan jumlah anggota aktif sekitar 3.500 orang. Mereka tersebar di seluruh Nusantara. Eloknya, ada pula pecinta robot dari negara lain, seperti Spanyol, India, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang ikut nimbrung secara online dalam Komunitas Robot Indonesia.

Bagaimana profil anggotanya? Rupanya cukup beragam dari segala usia, profesi, dan gender. Tengok saja, ada ilmuwan, peneliti, profesor, dosen, pendidik, anak-anak, ibu rumahtangga, pengusaha, sampai orangtua.

Salah satu anggota komunitas adalah Andi Hidayatullah. Pria lajang 27 tahun yang bergabung dengan Komunitas Robot Indonesia sejak April 2011 ini tertarik lantaran ikut komunitas dianggapnya bisa menambah ilmu tentang dunia robotika dan teman sehobi. “Setelah bergabung di komunitas ini, saya banyak dapat ilmu seputar dunia robot karena anggotanya tidak pelit ilmu,” tutur Andi.

Apalagi, Andi bilang bidang usaha yang digelutinya berkaitan dengan dunia robotika. Dia menjual kit dan board kendali robot yang banyak diminati pemula robotika. “Komunitas ini ikut membantu pemasaran produk saya,” imbuh dia.

Pendapat Andi diamini oleh Eric Dirgahayu. Menurut lelaki berumur 30 tahun ini, sejak bergabung, ia banyak mendapatkan ilmu merancang robot. Sebelumnya, Eric hanya gemar mengoleksi robot. “Saya tak pernah terpikir membuat robot,” ungkap Eric yang telah merakit tujuh robot.

Adiatmo mengatakan, para tokoh yang ikut meramaikan diskusi di Komunitas Robot Indonesia adalah bekas Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo, Rektor Universitas Bina Nusantara (Bimus) Harjanto Prabowo, dan pakar teknologi informasi (TI) Abimanyu Wahyudiningrat.

Sejatinya, bukan hanya karena menjadi wadah sharing soal robot yang membuat komunitas ini sukses menjaring banyak anggota. Lebih dari itu, komunitas ini tidak memungut iuran dari anggota mereka. “Kami mendapatkan dana operasional dari iklan-iklan di website maupun di fan page kami. Dan, dari proyek-proyek robotika yang didapatkan komunitas, misalnya, Aerial Camera Robot Terbang Quadcopter,” kata Adiatmo.

Anda berminat bergabung di Komunitas Robot Indonesia? Tak ada syarat khusus, Anda cukup mendaftar ke www.KomunitasRobot.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru