Demam Berdarah Serang Usia Produktif

Kamis, 21 November 2024 | 22:25 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Demam Berdarah Serang Usia Produktif

ILUSTRASI. Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue


KESEHATAN - Demam berdarah dengue masih jadi ancaman. Di Indonesia, dengue menyerang berbagai lapisan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif, sehingga menciptakan beban signifikan bagi sektor kesehatan dan tenaga kerja.  Ketua Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) Astrid B. Sulistomo mengatakan DBD merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial.

Kata Astrid, demam berdarah dengue bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara. Dalam catatan PERDOKI sebaran kasus demam berdarah di Indonesia sampai minggu ke 38 tahun ini capai 197.396 kasus. Dimana tahun lalu angkanya mencapai 114.720 kasus.

Sementara untuk angka kematian demam berdarah hingga minggu ke 38 tahun ini kata Astrid mencapai 1.161 kematian. Angka ini naik dari total kematian karena penyakit demam berdarah tahun 2023 capai 894 kematian.

“Kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun. Dilihat dari jenis pekerjaan, yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dengue yaitu para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemic seperti pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan pekerja di lokasi konstruksi,” kata Astrid di acara peluncuran gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue” di JW Marriot, Jakarta, Kamis (21/11).

Baca Juga: Mengenal Iklim yang Ada di Indonesia, Jenis-Jenis, dan Dampak Perubahan Iklim

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”.

Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue.

Dengan mengedepankan pencegahan yang komprehensif, termasuk 3M Plus dan vaksinasi, SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Darmawansyah yang mewakili Ir. Yassierli, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), menyampaikan bahwa kesejahteraan dan kesehatan pekerja adalah faktor penting yang harus menjadi perhatian bersama. Karena itu di Kementerian Ketenagakerjaan mendukung penuh inisiatif seperti SIAP Lawan Dengue yang menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat memberikan dampak positif bagi para pekerja di Indonesia.

Hadirnya program ini kata Darmawansyah tidak hanya melindungi karyawan dari risiko dengue, tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

Bersama, kita dapat memastikan bahwa seluruh pekerja di Indonesia terlindungi dari infeksi dengue, sehingga mereka dapat terus bekerja dan berkarya dengan kondisi yang sehat dan optimal,” jelas Darmawansyah.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kepemimpinan Indonesia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.

Baca Juga: Kemenkes Keluarkan SE Antisipasi DBD, Kenali Ciri-Ciri Demam Berdarah Sebelum Telat

Indonesia kata Andreas telah menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue. Sebagai perusahaan yang fokus pada pencegahan dengue, Takeda berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kesehatan masyarakat di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami, maupun kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan.

“Dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat,” imbuh Andreas.

Michael Rampangilei, Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular menambahkan kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan. Dan kesejahteraan karyawan adalah hak yang harus dipenuhi. Pencegahan penyakit seperti dengue tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien.

“Untuk itu, KADIN berkomitmen untuk memastikan bahwa pencegahan penyakit seperti dengue menjadi prioritas di tempat kerja,” sebut Michael.

Menurut Astrid, perlindungan kesehatan yang menyeluruh adalah hak setiap individu, termasuk para pekerja yang berada di lingkungan berisiko tinggi. Untuk itu, Perdoki menyebut vaksinasi perlu diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan.

“Dengan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap individu di usia produktif dapat menjalani hidup yang lebih sehat, dan terlindungi dari ancaman keparahan yang dapat dicegah,” tandasnya.

Baca Juga: Kasus DBD Melonjak, Kemenkes dan Takeda Imbau Tindakan Pencegahan

Selanjutnya: J&T Express Tangani Lebih dari 100 Juta Paket Secara Global Selama Periode 11.11

Menarik Dibaca: Sistem Face Recognition di Stasiun Kereta Telah Digunakan 5,85 Juta Kali Selama 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani
Terbaru