Wisata

Di Kota Ini, Turis yang Menginap Harus Bayar Pajak

Selasa, 28 Januari 2025 | 17:48 WIB Sumber: CNN
Di Kota Ini, Turis yang Menginap Harus Bayar Pajak

ILUSTRASI. Parlemen di Edinburgh telah menyetujui penerapan pajak turis bagi pengunjung yang menginap di ibu kota Skotlandia. Ini merupakan pajak pertama yang berlaku di Inggris Raya. Source: Knight Frank LLP via Bloomberg EDITOR'S NOTE: NO SALES. EDITORIAL USE ONLY


INDUSTRI PARIWISATA - Parlemen di Edinburgh telah menyetujui penerapan pajak turis bagi pengunjung yang menginap di ibu kota Skotlandia. Ini merupakan pajak pertama yang berlaku di Inggris Raya.

Menurut otoritas setempat mulai pertengahan tahun 2026, pengunjung yang menginap di beberapa jenis akomodasi, seperti hotel, bed and breakfast, hostel, apartemen mandiri, atau wisma tamu, akan dikenakan biaya sebesar 5% dari biaya akomodasi per malam. Biaya tersebut dibatasi hingga lima malam berturut-turut. Nantinya penyedia akomodasi akan bertanggung jawab untuk memungut biaya atas nama otoritas.

Menjelang pemungutan suara, Jane Meagher, Kepala Dewan Kota Edinburgh, mengatakan kepada para anggota dewan bahwa pariwisata memberikan tekanan pada sumber daya kota, yang membutuhkan dana untuk berkembang secara terencana dan berkelanjutan.

Baca Juga: Berencana Liburan Tahun Baru ke Inggris? Waspadai Salju Lebat di Kota-Kota Ini

Menurut situs web Badan Pariwisata Nasional Visit Scotland, di tahun 2023, Edinburgh menerima hampir 5 juta pengunjung yang bermalam, yang menghabiskan £2,2 miliar (U$2,7 miliar)

Dewan mengharapkan biaya baru tersebut dapat meningkatkan pendapatan sebesar £45-50 juta (US$56-62 juta) per tahun pada tahun 2028 atau 2029.

Pajak turis di Edinburgh telah dibahas sejak tahun 2018 dan menjadi mungkin ketika Undang-Undang Retribusi Pengunjung (Skotlandia) mulai berlaku pada bulan Juli 2026.

Berdasarkan undang-undang tersebut, pendapatan dari retribusi harus digunakan untuk mendukung fasilitas dan layanan lokal yang banyak digunakan oleh pengunjung bisnis dan rekreasi.

Beberapa anggota dewan mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa mereka menginginkan biaya yang lebih tinggi, dengan menyatakan keinginan agar pendapatan yang dihasilkan dari retribusi tersebut digunakan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi penduduk, dengan perumahan yang dikatakan saat ini terlalu mahal bagi banyak orang yang bekerja di bidang perhotelan.

Baca Juga: Daftar 5 Negara Paling Kaya Dunia di 2025, Amerika Serikat Tak Masuk Daftar

Dalam pemungutan suara itu, lebih dari separuh penduduk dan bisnis setuju dengan pungutan sebesar 5%, mayoritas pengunjung (62%) menentang pungutan atau menganggap biayanya harus lebih rendah.

Batasan jumlah malam untuk pungutan tersebut awalnya dirancang tujuh malam tetapi dikurangi menjadi lima malam setelah pengamatan dari Visit Scotland dan Edinburgh Festivals, yang menyoroti bahwa para penampil dan pekerja festival lainnya selama acara sering tinggal selama beberapa minggu.

Sementara itu, pemerintah Wales berencana untuk memperkenalkan undang-undang serupa di Skotlandia tahun ini.

Venesia bereksperimen dengan biaya masuk sementara untuk wisatawan harian tahun lalu dan para pejabat memuji program tersebut sebagai keberhasilan karena berhasil mengumpulkan jutaan euro.

Amsterdam diperkirakan memiliki pajak turis tertinggi di Eropa, dengan biaya per malam yang dimasukkan ke dalam harga kamar hotel sebesar 12,5% dari tarif kamar.

Tonton: Makanan Pembawa Hoki di Tahun Baru Imlek Ular Kayu 2025

Selanjutnya: Tak Ada Kelangkaan, Pupuk Indonesia Tegaskan Stok Pupuk Bersubsidi di Majalengka Aman

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Stabil, Pasar Menanti Keputusan Suku Bunga Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih
Terbaru