TOKOH - JAKARTA. Sobat ambyar kehilangan penyanyi campur sari pujaannya, Didi Kempot. Selasa pagi (5/5) pukul 7.30 WIB, penyanyi dan penulis lagu campursari asal Solo yang bernama asli Dionisius Prasetyo ini meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo. Sang maestro wafat di usia 53 tahun.
Didi Kempot memang fenomenal. Ia mengangkat kembali pamor musik campursari hingga digemari berbagai kalangan tanpa batas, termasuk para milenial.
Konsernya di sekitar dua tahun terakhir selalu dibanjiri penonton.
Lagu-lagu campur sari ciptaan Didi Kempot yang banyak berkisah soal cinta dan patah hati, begitu mengena di hati para penggemarnya.
Tak heran, Didi Kempot mendapat julukan "Bapak Loro Ati Nasional" alias Bapak Patah Hati Indonesia. Belakangan sobat ambyar memberinya julukan baru "Godfather of Broken Heart".
Baca Juga: Didi Kempot meninggal dunia, diduga serangan jantung
Lord Didi, begitu ia biasa disebut para sobat ambyar, sejatinya sudah sekitar 30 tahun meniti karier sebagai penyanyi campursari, mulai dari pengamen jalanan hingga bisa menembus dapur rekaman. Namanya benar-benar meledak sekitar dua tahun terakhir.
Didi Kempot lahir dari keluarga seniman. Ia adalah anak dari pelawak terkenal, almarhum Ranto Edi Gude. Sang ibu, Umiyati Situ Nurjanah, juga seorang penyanyi tradisional.
Didi Kempot juga adik kandung mendiang Mamik Prokoso, pelawak Srimulat.
Puluhan tahun, ia konsisten di jalur musik campursari. Didi Kempot juga produktif menciptakan lagu. Tak kurang 800 lagu campursari lahir dari tangannya.
Namanya mulai dikenal kala album pertama meluncur tahun 1989. Salah satu lagu di album tersebut, Cidro, masih populer sampai sekarang.
Didi Kempot makin tenar kala lagu Stasiun Balapan muncul pada tahun 1999. Sejak itu, ia makin produktif mengeluarkan album-album yang hit.
Pada 2019 lalu, lagu Didi berjudul Pamer Bojo yang telah dirilis sejak 2016 melejit lagi. Lagu ini selalu jadi penutup konser Didi Kempot dan benar-benar ambyar.
Tak hanya di Tanah Air. Nama Didi Kempot bahkan sangat kondang di Suriname. Ia sudah bolak-balik menggelar konser di negara yang penduduknya banyak dari tanah Jawa tersebut.
Jauh sebelum kondang, Didi Kempot mengawali kariernya di dunia musik dari seorang pengamen jalanan.
Tak lupa asal usul. Dalam satu kesempatan, Didi Kempot mengungkapkan, nama Kempot ia sematkan untuk mengingat bahwa ia pernah jadi pengamen jalanan. Nama Kempot diambil dari akronim Kelompok Penyanyi Trotoar.
Menjelang akhir hayat, Didi Kempot sempat menggelar konser amal dari rumah bekerjasama dengan Kompas TV pada 11 Maret 2020 lalu. Dana Rp 7,6 miliar terkumpul dari konser amal tersebut. Seluruh hasil donasi diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak ekonomi akibat wabah Covid-19.
Tak dinyana, ini menjadi konser terakhir Didi Kempot.
Semoga ini menjadi ladang amal jariyah Didi Kempot. Selamat jalan Lord Didi.
Baca Juga: Kompas TV salurkan donasi hasil konser amal dari rumah Didi Kempot
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News