PENDIDIKAN - Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, Populix, perusahaan penyedia data dan riset, meluncurkan Peringkat Program Magister Universitas di Indonesia versi Poplite. Pemeringkatan ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi calon mahasiswa magister dalam memilih program studi yang berkualitas, sekaligus mendorong perguruan tinggi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan magister mereka.
Raymond Tjipto, VP of Strategy and Business Operations Populix, menjelaskan bahwa peringkat ini disusun berdasarkan masukan dari sejumlah narasumber ahli, termasuk akademisi dari berbagai universitas dan perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), serta data-data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Pangkalan Data Dikti dan SINTA.
“Peringkat ini tidak hanya akan membantu calon mahasiswa memilih program magister terbaik, tetapi juga menjadi acuan bagi universitas untuk menonjolkan keunggulan atau memperbaiki kekurangan dalam program mereka,” kata Raymond dalam peluncuran peringkat program magister universitas di Indonesia, pada Rabu (22/1).
Indeks ini diharapkan dapat menjadi acuan baru bagi masyarakat dalam memilih program magister yang tidak hanya populer tetapi juga memiliki kualitas akademik yang mumpuni. Rio Yusri Maulana, Ketua Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi, menyampaikan bahwa banyak calon mahasiswa yang belum mengetahui kriteria khusus dalam memilih program S2.
Baca Juga: Wall St Dibuka Naik Rabu (31/7): Saham Chip Dorong Nasdaq dan S&P 500 Jelang The Fed
“Dengan adanya indeks ini, masyarakat bisa lebih memahami tolok ukur yang mencerminkan kualitas program magister yang ditawarkan oleh universitas-universitas di Indonesia,” ujar Rio.
Tantangan program magister
Tantangan dalam pengembangan program magister di Indonesia juga menjadi perhatian utama. Rio menjelaskan bahwa meskipun permintaan untuk program S2 terus meningkat, ada beberapa hambatan yang perlu dihadapi oleh universitas, baik negeri maupun swasta. Salah satunya adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi syarat untuk mengajar di program magister.
"Di banyak kampus, terutama di daerah, ketersediaan dosen dengan kualifikasi yang memenuhi syarat untuk membuka program magister masih terbatas. Ini menjadi tantangan besar," jelas Rio.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun universitas negeri mungkin memiliki keuntungan dengan dukungan anggaran yang lebih besar, universitas swasta sering kali menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan kualitas dan daya saing program magisternya, terutama dalam hal biaya operasional dan pengembangan kualitas akademik.
Menurut Rio, ada juga tantangan terkait kebutuhan pasar terhadap lulusan magister. "Jika lulusan S2 tidak dapat diterima dengan baik di pasar kerja, itu akan menjadi tantangan bagi universitas dalam menarik minat calon mahasiswa. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa lulusan S2 dapat bersaing di dunia profesional, baik di sektor publik maupun swasta," ujarnya.
Rio juga menekankan pentingnya mengubah persepsi tentang pendidikan S2, agar bukan hanya dilihat sebagai langkah karier, tetapi sebagai bentuk pengembangan diri.
Agus Gumilar, Ketua Kelompok Kerja Akademi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV Kemdiktisaintek, menanggapi bahwa meskipun ada tantangan, minat masyarakat untuk melanjutkan studi S2 terus meningkat.
Baca Juga: Wall St Dibuka Naik Rabu (31/7): Saham Chip Dorong Nasdaq dan S&P 500 Jelang The Fed
"Berdasarkan data, ada peningkatan peminatan, terutama di bidang yang membutuhkan kualifikasi profesional tertentu, seperti psikolog, dosen, dan peneliti. Banyak profesi kini mewajibkan kualifikasi S2," ungkap Agus.
Agus menambahkan bahwa selain faktor profesional, pemerintah juga memberikan dukungan melalui beasiswa seperti LPDP dan BPI, yang membantu masyarakat mengakses pendidikan S2. Beasiswa-beasiswa ini membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk melanjutkan studi dan memenuhi kualifikasi profesional yang dibutuhkan.
Ia juga mencatat bahwa semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pendidikan S2 untuk meningkatkan kompetensi mereka, baik untuk kemajuan karier maupun untuk pengembangan diri.
"S2 tidak hanya untuk mereka yang sudah bekerja, tetapi juga untuk mereka yang ingin mengembangkan diri, menambah pengetahuan, dan memperluas wawasan," tambah Agus.
Dengan adanya pemeringkatan ini, Populix berharap dapat memberi kontribusi dalam mendorong pemerataan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk memilih program magister yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Selanjutnya: Promo HokBen 22-26 Januari 2025, Makan Berempat Cuma Rp 30.000-an Per Orang
Menarik Dibaca: Kumpulan Link Twibbon Hari Gizi Nasional 2025 yang Ke-65 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News