Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Muhammad Alief
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Festival Kata 2025 digelar di Bentara Budaya Jakarta pada 17-18 Oktober 2025 dengan tema Menguatkan dan Menyembuhkan Melalui Kata.
Lewat acara ini, Festival Kata 2025 ingin mengajak masyarakat untuk melihat kata bukan hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai kekuatan yang dapat memulihkan batin dan mental.
Ketua Panitia Festival Kata 2025 Hilmi Faiq mengatakan, tema tersebut lahir dari kegelisahan terhadap kondisi anak muda saat ini. Banyak remaja hingga mahasiswa mengalami gangguan kesehatan mental, bahkan ada yang kehilangan harapan hingga memilih mengakhiri hidup.
“Kami melihat bahwa salah satu cara untuk membantu mereka adalah lewat kata. Kata bisa menyakiti, tapi juga bisa menjadi obat. Dengan menulis puisi, cerpen, atau sekadar berdialog, seseorang bisa merasa diakui keberadaannya,” ujar Hilmi, Jumat (17/10/2025).
Hilmi mengungkapkan, terkadang kata sederhana seperti “selamat pagi” atau “kamu butuh apa” bisa sangat berarti bagi mereka yang sedang kesepian.
“Bagi orang yang sehat mungkin itu hal biasa, tapi bagi yang sedang berjuang, itu bisa jadi penyembuh,” katanya.
Baca Juga: Gelar Jakarta Investment Festival 2025, Pemprov DKI Bidik Investasi Rp 430,9 Triliun
Selama dua hari pelaksanaan, pengunjung bisa mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari diskusi publik hingga pertunjukan sastra.
Pada hari pertama, akan digelar diskusi bertajuk Dari Kesepian Menjadi Harapan yang membahas kesehatan mental anak muda bersama Nova Riyanti Yusuf, Sasti Gotama, dan Ratna Sri Widyastuti.
Sore harinya, festival akan menampilkan pembacaan puisi, musikalisasi, serta pengumuman pemenang lomba puisi nasional. Tahun ini, panitia menerima 1.798 karya dari berbagai daerah di Indonesia, dari Papua hingga Sumatera, dan akan memilih 10 puisi terbaik.
Hari kedua akan diisi dengan diskusi buku Robohnya Surau Kami karya AA Navis bersama Hilmi Faiq, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Miguel Angelo Jonathan.
Selain itu, ada peluncuran buku antologi puisi Salman Aristo dan diskusi bertajuk Akal Imitasi dalam Sastra yang mengangkat topik kecerdasan buatan (AI) dalam dunia literasi.
“Topik AI ini penting, karena sekarang banyak yang menulis menggunakan bantuan mesin. Tapi kami ingin menegaskan bahwa teknologi seharusnya berpihak pada kemanusiaan. Mesin bisa membantu menulis, tapi rasa dan makna hanya bisa lahir dari manusia,” tutur Hilmi.
Baca Juga: Peruri Bestari Festival 2025 Ajak Banyak Orang untuk Rawat Bumi dan Masyarakat
Puncak acara Festival Kata 2025 akan ditandai dengan Malam Anugerah Cerpen Kompas 2024 pada Sabtu malam (18/10/2025), yang menjadi tradisi tahunan sejak 1992.
Tahun ini, sebanyak 2.614 cerpen masuk ke redaksi Kompas, dan 50 di antaranya terpilih tayang di rubrik Minggu sepanjang tahun 2024.
Festival yang diselenggarakan oleh Kompas ini didukung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), serta PT Pertamina (Persero).
Hilmi berharap, Festival Kata bisa menjadi ruang yang merayakan literasi, bukan hanya dalam dua hari penyelenggaraan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Menulis dan berbahasa itu kebiasaan yang perlu dirawat. Dengan kata, kita bisa saling menguatkan,” ujarnya.
Selanjutnya: Program Magang Nasional Gelombang II Bakal Dibuka pada November 2025
Menarik Dibaca: Hujan Lebat di Provinsi Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (18/10) dari BMKG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News