Gado-gado langganan para direktur bank

Kamis, 26 Juli 2012 | 10:22 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 23 - 29 Juli 2012
Gado-gado langganan para direktur bank

ILUSTRASI. Tenaga kesehatan melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (29/6/2021).


Kedainya sangat sederhana dengan dinding tripleks berkelir biru, dan sempit. Paling pol hanya empat orang yang bisa makan di dalam kedai. Tak nyaman kalau makan di tempat.

Sejatinya, tidak cocok juga dengan nama kedai yang memakai embel-embel direksi: Gado-Gado Direksi. Biasanya tempat makan para direktur, kan, di restoran mewah yang lega.

Tapi, kondisi kedai yang apa adanya itu tidak menyurutkan niat orang untuk menyambangi Gado-Gado Direksi, termasuk para direktur, lo. Sebab, rasa gado-gadonya mantap. “Sehari pembeli yang datang antara 150 orang sampai 200 orang,” kata Giok Lie, pemilik kedai.

Menurut Giok, lantaran tempatnya yang sempit, banyak pelanggan yang membeli gado-gado racikannya untuk dibawa pulang. Mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri adalah orang-orang top yang menjadi pelanggan Gado-Gado Direksi.

Nama Gado-Gado Direksi sendiri, Giok menjelaskan, adalah pemberian dari seorang direktur Bank Ekspor Impor (Exim), sekarang Bank Mandiri. Soalnya, dulu kedai gado-gadonya tanpa nama.

Oh, iya, kedai ini terletak di daerah Pinangsia, Tambora, Jakarta Barat. Persisnya, di Jalan Pintu Besar Selatan II Nomor 16. Kalau datang dari arah Kota, Anda tinggal menyusuri Jalan Pintu Besar Selatan yang menyatu dengan Jalan Hayam Wuruk. Di kiri jalan sebelum Harco Glodok, Anda akan menjumpai Jalan Pintu Besar Selatan II. Nah, di jalan tersebut Gado-Gado Direksi bercokol.

Daripada penasaran, yuk, kita menjajal gado-gado olahan Giok yang juga membuat turis asal Singapura dan Amerika Serikat kepincut. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk menanti gado-gado yang Anda pesan tersaji di atas meja.

Sambil menunggu, Anda bisa mencomot sepotong lumpia berisi sayuran yang sudah terhidang di meja. Lumayanlah untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan.
Habis melahap sepotong lumpia yang menjadi makanan khas kedai ini, sepiring gado-gado pun datang. Sekilas tidak ada yang terlalu istimewa dari kuliner khas Betawi buatan Giok. Tapi, jika lidah sudah mencicipi, Anda bisa mengerti kenapa banyak orang menyambangi kedai yang buka dari jam 10 pagi hingga 4 sore ini.

Seperti gado-gado lainnya, Gado-Gado Direksi juga berisi sayuran, kacang panjang, labu, taoge, dan tahu, dengan taburan bawang merah goreng di atasnya. Yang sedikit berbeda dari penampilannya ialah Gado-Gado Direksi dilengkapi kerupuk udang dan emping.

Pakai kacang tuban

Namun, yang jelas paling membedakan Gado-Gado Direksi dengan makanan sejenis lainnya adalah: rasanya yang istimewa. Letak keistimewaan gado-gado bikinan Giok ada pada bumbu kacangnya.

Begitu seporsi gado-gado terhidang di atas meja, aduk sebentar dulu supaya bumbu merata. Setelah itu, saatnya mencicip gado-gado ini. Begitu menyentuh lidah, Anda akan merasakan bumbu yang begitu halus dan lembut. Rasanya begitu gurih dan manis.

Aneka isi gado-gado berpadu dengan bumbu kacang yang nikmat. Kelembutannya benar-benar terasa. Campuran kacang tanah, gula merah, jeruk limau, air asam, dan cabai Giok ulek menjadi bumbu kental yang halus. Betul-betul halus.

Rahasia kelembutan bumbu kacang Gado-Gado Direksi terletak pada teknik menguleknya. Giok mengulek sangat halus sehingga tidak terasa kacang dalam bentuk keras. Cabai saja ia ulek halus sekali. “Untuk urusan mengulek, saya dibantu Ibu Ati yang sudah bekerja dengan saya selama 20 tahun lebih,” ungkap dia.

Giok juga tidak sembarang memakai kacang tanah sebagai bumbu. Ia menggunakan kacang asal Tuban, Jawa Timur, yang ukurannya mungil tapi punya rasa manis.
Setelah melahap sepiring gado-gado, enggak ada salahnya Anda juga merasakan ayam panggang betawi atau ayam goreng kuning. Giok memakai ayam kampung untuk kedua menu tambahan itu.

Sebagai pelepas dahaga, Anda bisa menenggak muntahay yang rasanya segar. Minuman khas China ini terbuat dari buah muntahay, mirip buah kana untuk manisan. “Minuman ini cocok untuk mengobati panas dalam,” jelas Giok.

Untuk menebus sepiring gado-gado nan lezat buatan Giok, Anda cukup merogoh kocek Rp 20.000. Kalau pakai lontong, harganya Rp 22.000, sedang nasi menjadi Rp 24.000 per porsi. Lalu, harga lumpia goreng isi sayuran Rp 3.500 sepotong, ayam panggang betawi dan ayam goreng kuning masing-masing Rp 20.000 per potong. Sedang harga muntahay Rp 15.000 per gelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru