Tak sedikit orang yang memberi rujukan agar kita berobat ke Negeri Jiran seperti Malaysia atau Singapura. Selain pelayanan dan teknik pengobatan di sana lebih maju ketimbang di Indonesia, biaya berobat juga diklaim lebih murah.
Tak pelak, jumlah orang Indonesia yang berobat ke negara tetangga kita juga terus bertambah. Wajar bila kemudian banyak rumah sakit atau ahli pengobatan yang gencar berpromosi di Indonesia. Lewat pasien-pasiennya, mereka terus mempromosikan kehebatan pengobatan di negara tetangga kita. Termasuk soal pengobatan terkini dengan menggunakan gamma knife.
Peluang ini pula yang tampaknya ditamkap Rumah Sakit Siloam untuk membeli Gamma Knife Perfexion. Dengan alat tersebut, dokter-dokter di rumah sakit milik Lippo Grup ini bisa melakukan berbagai operasi penyakit dalam tanpa melakukan pembedahan. Misalnya, operasi otak bisa dilakukan tanpa proses pembedahan tengkorak.
Bahkan, Lutfi Hendriansyah, ahli bedah Siloam Hospital mengatakan, biaya operasi yang ditawarkan Siloam Hospital masih lebih murah bila dibandingkan dengan biaya di negara lain. Dia memberi contoh, pasien yang ingin menyingkirkan sel tumor otaknya di Singapura harus mengeluarkan dana sekitar US$ 15.000. Ini setara Rp 135 juta dengan kurs Rp 9.000 per dolar Amerika Serikat.
Padahal, kata Lutfi, alat gamma knife yang tersedia di Negeri Singa tersebut menggunakan versi yang lebih rendah dari alat yang dibeli Siloam Hospital.
Jika Anda pergi ke Amerika Serikat, biaya pengobatan dengan gamma knife bisa berkisar antara US$ 20.000 hingga US$ 25.000 alias Rp 180 juta - Rp 225 juta. Adapun bila berobat ke Hong Kong, pasien harus mengucurkan biaya yang tak bisa dianggap murah yakni hingga US$ 30.000 atau Rp 297 juta.
Adapun harga operasi di rumah sakit lokal bisa lebih murah. Misalnya, biaya pengobatan pasien berpenyakit saraf di Singapura bisa mencapai Rp 400 juta, maka di rumah sakit dalam negeri yang memiliki alat gamma knife hanya sekitar Rp 60 juta.
Demikian pula bila ada pasien menderita pecah pembuluh darah di otak. Jika berobat ke Amerika, dana yang dibutuhkan bisa mencapai miliaran. Di rumah sakit lokal hanya sekitar Rp 500 juta.
Sekadar informasi, salah satu rumah sakit yang baru saja membeli alat gamma knife adalah Siloam Hospital yang bekerja sama dengan perusahaan kesehatan asal Swedia.
Pakar Kesehatan Mulyadi Tedjapranata, mengingatkan, pasien harus mencari informasi terkait biaya, maupun kompetensi sumber daya manusia rumah sakit yang bakal mengoperasikan peralatan ini. Pasalnya, pengoperasian alat tersebut memerlukan kemampuan khusus. "Biar enggak percuma, karena biayanya saja sudah mahal," terang Mulyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News