KINERJA KORPORASI - Ada yang berbeda pagi itu di daerah Panjang, Kota Bandar Lampung. Aktivitas menanam mangrove yang biasa petani lakukan, kini dilakoni sejumlah anak muda berseragam jas almamater berwarna biru.
Tapi, mereka bukan dalam pengerjaan tugas kampus. Melainkan, sekumpulan generasi muda dalam sebuah komunitas yang berupaya agar lahan yang lama gundul di sekitar rumah warga tampak asri karena dikelilingi pohon.
Inisiatif menanam bibit di lahan tidur yang sudah terbengkalai jadi motivasi mereka untuk memberi manfaat yang bisa masyarakat sekitar rasakan.
"Kegiatan penanaman pohon pada dasarnya adalah keresahan generasi muda yang bosan melihat lahan kosong dan menjadi area pembangunan proyek tertentu saja," ucap Al Khairul Rizwan, aktivis Seribu Pohon, yang ikut terlibat dalam menanam pohon tersebut.
Mereka memutuskan menanam pohon, karena kerap menyaksikan kebakaran hutan, baik di Riau maupun Kalimantan. Dari situlah, gerakan untuk menanam pohon melalui komunitas Seribu Pohon lahir.
Beranjak dari inisiatif menjaga lingkungan agar tetap asri dan segar dengan kehadiran pohon, Seribu Pohon menggandeng banyak generasi muda, khususnya yang berusia di bawah 25 tahun.
Mereka melakukan kegiatan penanaman pohon, sekaligus mendonasikannya ke masyarakat sekitar area penanaman.
Menanam pohon jadi aktivitas rutin anggota Seribu Pohon. Area penanaman biasanya disurvei terlebih dahulu. Setelah itu, mereka meminta izin ke warga sekitar agar lahan tersebut ditanami bibit, yang nantinya tumbuh di lingkungan sekitar.
Baca Juga: Djarum Foundation Kerjasama dengan PT Citra Karya Jabar Tol Tekan Emisi Karbon
Jenis tanamannya rata-rata tanaman buah dan mangrove. Buah menjadi pilihan karena bisa dipanen oleh warga sekitar pohon.
Untuk mendapat bibitnya, Khairul bilang, kadang tersedia di Dinas Kehutanan setempat atau dari kesanggupan anggota mengeluarkan biaya dan membeli bibit secara mandiri.
Ketertarikan untuk menghijaukan Indonesia ternyata tak hanya dilakukan Seribu Pohon saja. Aktivitas yang sama juga Heni Sri Sundani, Founder Anak Petani Cerdas dan Empowering Indonesia Foundation, lakukan.
Lewat komunitas yang rutin melakukan aktivitas menanam pohon itu, setidaknya bisa menjadi pengingat atau ketertarikan orang banyak untuk serius dalam aktivitas penghijauan lingkungan.
Tak pelak, Heni bersama 500 relawan lokal terus menggaungkan program pemberdayaan melalui kegiatan menanam pohon.
"Dengan kegiatan berkebun di komunitas, kami menanam di lahan-lahan yang sudah tidur agar diberdayakan," tutur Heni.
Karena banyak yang tertarik, Heni kemudian mendirikan Empowering Indonesia sejak 2017. Ia sudah melaksanakan 50 kegiatan menanam pohon yang biasanya dihubungkan juga dengan program sosial lain seperti donasi bibit pohon. Rutinitas menanam pohon pun sudah berjalan di Aceh hingga Papua.
Heni mencermati, belakangan ia cukup bahagia melihat antusiasme orang untuk menanam pohon. Hanya saja, Heni mencatat, animo ini sebaiknya tidak sekadar seremonial saja.
Baca Juga: Djarum Foundation Gelar Program Nation Building Bagi 516 Penerima Beasiswa
Konsisten tanam pohon
Melibatkan generasi muda untuk menanam pohon juga Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) lakukan.
Terhitung sejak November 2018, BLDF menginisiasi gerakan komunitas Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang tujuannya mengajak anak muda untuk mencintai lingkungan dan terlibat menjaga kelestarian alam.
Hingga kini, terdapat 6.386 mahasiswa dari universitas di seluruh Indonesia yang pernah melakukan aksi bersama gerakan Siap Darling. Mereka bahkan sudah melakukan aksi di 17 lokasi di Indonesia, dan telah menanam 121.588 pohon dan semak.
Penanaman pohon menjadi kegiatan yang tak pernah lepas dari fokus BLDF. Pohon-pohon yang ditanami pun dicocokkan dengan kebutuhan lahan.
"Jadi, sebelum menetapkan tanaman yang ditanam, biasanya BLDF survei dengan pengelola untuk mencari tahu kebutuhan tanaman," ujar Prinsa Paruna, Deputy Manager Program Bakti Lingkungan Djarum Foundation, kepada KONTAN belum lama ini.
Meski begitu, dia mengakui, selama ini, pohon yang BLDF tanam identik dengan trembesi lantaran pohon ini yang mereka inisiasi sejak awal.
Salah satu upaya penanaman pohon yang BLDF lakukan hingga kini adalah penanaman trembesi yang bekerjasama dengan jalan tol dan jalan nasional karena berlangsung di ruas jalan tol dan pesisir Pantai Utara Jawa Tengah.
Baca Juga: Luncurkan Kudus Asik, Djarum Foundation Dukung Pemkab Realisasikan Pengelolaan Sampah
Tak hanya trembesi, BLDF juga melakukan penanaman mangrove di ekosistem pesisir Pantura Jawa Tengah, dan penanaman pohon di lereng Gunung Muria & Perbukitan Patiayam, Kudus.
Prinsa menjelaskan, pihaknya tak menargetkan berapa banyak pohon yang ditanam setiap tahunnya. "Fokus ke depan untuk menghijaukan area lereng Gunung Muria & perbukitan Patiayam di Kudus, Jawa Tengah," katanya.
Penanaman pohon oleh Djarum Foundation pun berjalan secara konsisten. Dikutip dari situs Djarum Trees For Life, Djarum Foundation sudah membangun Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) di Kudus sejak 1979 melalui program Djarum Trees For Life.
Gerakan konservasi di Lereng Muria dilakukan sejak 2006, selanjutnya konservasi hutan mangrove di kawasan sejak 2008. Sementara gerakan penghijauan melalui penanaman trembesi sudah dilakukan sejak 2010.
Situs Djarum Trees For Life juga mencatat, ada lebih dari 2,3 juta pohon yang sudah ditanam lewat program ini.
Perinciannya: lebih dari 1,1 juta mangrove yang ditanam di Pantai Utara Jawa Tengah, 162.011 pohon trembesi yang ditanam tersebar di Pantura, Trans Jawa hingga ke Trans Sumatera dan lebih dari 103.400 ragam jenis tanaman yang telah ditanam di Gunung Muria.
Untuk terus meningkatkan penanaman pohon ke depannya, Prinsa mengatakan, BLDF akan terus bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti berkolaborasi dengan petani di lereng Patiayam.
Selanjutnya: Promo Superindo Weekday 2-5 Desember 2024, Beli 1 Gratis 1 Jamur Enoki di Awal Bulan
Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday 2-5 Desember 2024, Beli 1 Gratis 1 Jamur Enoki di Awal Bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News