Habemus Papam, Simak Profil Robert Francis Prevost yang Terpilih Sebagai Paus Leo XIV

Jumat, 09 Mei 2025 | 03:10 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Habemus Papam, Simak Profil Robert Francis Prevost yang Terpilih Sebagai Paus Leo XIV

ILUSTRASI. Newly elected Pope Leo XIV, Cardinal Robert Prevost of the United States appears on the balcony of St. Peter's Basilica, at the Vatican, May 8, 2025. REUTERS/Yara Nardi 


PAUS LEO XIV - Simak profil Robert Francis Prevost yang kini menjadi Paus Leo XIV di Konklaf ke-267. Umat Katolik di seluruh dunia akhirnya bisa mengucapkan Habemus Papam (Kita memilki Paus).

Nama Kardinal Robert Francis Prevost akhirnya bukan sekadar disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam Konklaf 2025. Kini, Prevost telah terpilih sebagai Paus Leo XIV, menggantikan Paus Fransiskus.

Dengan latar belakang sebagai imam misionaris, akademisi, serta pejabat tinggi Vatikan, Paus Leo XIV dikenal luas sebagai figur reformis yang konsisten melanjutkan visi pastoral pendahulunya.

Terpilihnya dirinya menandai sebuah tonggak penting dalam sejarah Gereja Katolik modern: untuk pertama kalinya, Takhta Suci dipimpin oleh seorang Paus asal Amerika Serikat.

Untuk itu, intip riwayat hidup Paus Leo XIV sebelum terpilih di Konklaf ke-267 Gereja Vatikan Tahun 2025.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kardinal Prevost dari Amerika Serikat Terpilih Menjadi Paus Leo XIV

Riwayat Hidup dan Pendidikan

POPE-SUCCESSION/PREVOST

Paus Leo XIV lahir di Chicago pada 14 September 1955, Pria yang dipanggil "Prevost" memasuki Ordo Santo Augustinus (OSA) pada 1977 dan mengikrarkan kaul kekal pada 1981. Paus Leo XIV memulai perjalanan akademiknya dengan meraih:

  • Gelar Sarjana Matematika dari Villanova University
  • Gelar Master of Divinity dari Catholic Theological Union, Chicago
  • Lisensiat dan Doktorat Hukum Kanonik dari Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma

Disertasi doktoralnya mengkaji struktur internal ordo Augustinian, khususnya peran prior lokal—tema yang mencerminkan ketertarikannya pada tata kelola gereja dan reformasi institusional.

Baca Juga: Kardinal Argentina Berharap Visi Paus Fransiskus Tetap Diteruskan

Misi Panjang di Peru dan Kiprah Internasional

Mengutip dari laman 3news, setelah ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982, Paus Leo XIV menghabiskan lebih dari 20 tahun menjalani pelayanan pastoral di Peru.

Selama di sana, Prevost menjabat sebagai Kanselir di Prelatur Chulucanas, Rektor seminari Augustinian di Trujillo, pengajar hukum kanonik, pastor paroki, direktur formasi, dan vikaris yudisial.

Pengalaman misionernya membentuk cara pandang pastoralnya yang kontekstual dan membumi. Pada 1999, ia kembali ke AS untuk menjadi prior provinsial Ordo Augustinian di Chicago, lalu menjabat sebagai prior jenderal ordo secara global selama dua periode (2001–2013).

Naik Daun di Vatikan

Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuk Prevost sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo, dan pada 2015 Paus Leo XIV ditahbiskan sebagai uskup.

Prevost juga menjabat sebagai Wakil Ketua Konferensi Waligereja Peru, memainkan peran penting dalam menavigasi Gereja lokal di tengah turbulensi politik nasional.

Pada Januari 2023, Paus Leo XIV dipercaya sebagai Prefek Dikastri untuk Para Uskup, ini merupakan salah satu jabatan paling strategis di Vatikan, yang mengatur proses seleksi uskup di seluruh dunia.

Tidak lama berselang, pada 30 September 2023, Paus Leo XIV diangkat menjadi kardinal. Kemudian, Paus Leo XIV duduk dalam tujuh dikastri Vatikan serta menjadi anggota Komisi Pemerintahan Negara Kota Vatikan.

Sehingga, posisi ini mendongkrak kepercayaan kardinal lain bahwa Paus Leo XIV merupakan figur yang sangat dipercaya oleh Tahta Suci.

Baca Juga: Jadi Wakil Indonesia pada Konklaf ke-267, Intip Profil Kardinal Ignatius Suharyo

Figur dengan Visi Reformasi

Kiprah panjangnya di Amerika Latin menjadikan Prevost bukan hanya representasi Amerika Serikat, tetapi juga seorang figur transnasional yang memahami dinamika global Gereja.

Prevost pernah mengepalai Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, dan menyuarakan dukungan terhadap reformasi Paus Fransiskus, termasuk pendekatan pastoral terhadap umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali secara sipil.

Sementara untuk isu LGBTQ, Paus Leo XIV mengambil sikap moderat dan mendukung dokumen Fiducia Supplicans yang memungkinkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis dalam konteks non-liturgis.

Baca Juga: Luis Antonio Tagle, Kardinal Asal Filipina Berpeluang Menjadi Paus Pertama dari Asia

Tidak Lepas Kontroversi

Meski kini telah terpilih sebagai Paus Leo XIV, perjalanan Robert Francis Prevost menuju takhta kepausan tidak sepenuhnya lepas dari kontroversi.

Melansir dari laman Evrimagaci, Paus Leo XIV sempat mendapat sorotan tajam atas penanganannya terhadap kasus-kasus pelecehan seksual selama masa pelayanannya di Amerika Serikat dan Peru.

Pada 1990-an, saat menjabat sebagai provinsial Ordo Augustinian di Chicago, Paus Leo XIV dikaitkan dengan dua imam yang terlibat dalam pelecehan anak, yang memunculkan pertanyaan mengenai transparansi dan kebijakan pengawasannya.

Para pengkritik menyebutkan bahwa ia pernah mengizinkan seorang imam yang telah divonis tetap tinggal di dekat sekolah, sebuah keputusan yang menuai kecaman publik.

Baca Juga: Pemilihan Paus: Dari Asap Putih hingga Pengumuman Habemus Papam

Dalam tugasnya sebagai uskup di Chiclayo wilayah Peru, Leo XIV juga pernah dituduh tidak menangani secara tegas tuduhan pelecehan terhadap dua imam yang diduga mencabuli tiga gadis remaja.

Meski diketahui telah bertemu dengan para korban dan memulai penyelidikan kanonik, sebagian pihak menilai tindakannya belum cukup tegas, karena para imam tersebut tetap aktif dalam pelayanan.

Tuduhan-tuduhan ini sempat menjadi bayang-bayang dalam masa pencalonannya, terutama di tengah keinginan Gereja untuk memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi integritas dan akuntabilitas.

Baca Juga: Bagaimana Proses Pemilihan Paus Baru pada Konklaf? Ini Sistem Voting dan Durasinya

Paus dengan Penuh Harapan Baru

Namun, Paus Leo XIV juga membawa harapan baru karena dikenal sebagai tokoh progresif dalam isu-isu sosial. Hal ini termasuk mendukung umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali secara sipil untuk menerima Komuni.

Kepeduliannya terhadap lingkungan hidup dan keadilan sosial sejalan erat dengan visi pendahulunya, Paus Fransiskus.

Dalam salah satu pernyataannya yang kini kerap dikutip, Paus Leo XIV mengatakan, “Seorang uskup tidak seharusnya bertindak seperti pangeran kecil di kerajaannya,”. Ungkapan ini dinilai mencerminkan semangat kerendahan hati dan pelayanan yang kini dibawa ke dalam masa kepausannya sebagai Paus Leo XIV.

Demikian informasi seputar profil singkat Robert Francis Prevost yang kini menjadi Paus Leo XIV Gereja Katolik Vatikan.

Tonton: AS dan China Siap Membahas Tarif, Siapa yang Bakal Mengalah Terlebih Dulu?

Selanjutnya: Profil Kardinal Robert Francis Prevost asal AS yang Terpilih Menjadi Paus Leo XIV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru