Jakarta. Pengaruh gaya hidup dan usia, menjadikan banyak kalangan memiliki kolesterol tinggi di dalam tubuh.
Terlalu banyak kolesterol jahat dalam tubuh sangat berbahaya, karena kolesterol ini akan masuk ke dalam darah.
Bila terus menumpuk akan mengeras dan menyebabkan ateroskleosis, yaitu radang pada pembuluh darah manusia.
Jika tak segera diatasi, ini dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan menyebabkan jantung koroner.
Begitupun, jika terjadi penyumbatan pembuluh darah di otak akan menyebabkan stroke.
Menurut dokter spesialis penyakit jantung dan kardiologis Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Djoko Maryono, salah satu pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol ialah dengan mengonsumsi phytosterol.
Phytosterol adalah kelompok triterpen steroid dari bahan alami tumbuh-tumbuhan yang secara struktural serta fisiologis mirip dengan kolesterol.
“Strukturnya yang mirip inilah yang membuat Phytosterol memiliki kemampuan, untuk berkompetisi dengan kolesterol dalam penyerapannya di dalam usus. Sehingga, jumlah kolesterol jahat yang diserap oleh tubuh pun berkurang,” ujar Djoko saat temu media dalam acara Kebiasaan Baru Turunkan Kolesterol.
Lebih dari itu, phytosterol juga memiliki berbagai manfaat sehat lainnya untuk tubuh, diantaranya meningkatkan sistem imunitas tubuh, antikarsinogenik yang mana mampu melawan penyebab-penyebab kanker, mengurangi pembesaran prostat, dan menurunkan kadar gula darah serta menurunkan inflamasi.
“Phytosterol ini kan dari tumbuh-tumbuhan jadi memang tidak ada efek sampingnya. Bahkan, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak sekalipun. Berbeda dengan pengobatan kimiawi yang biasanya digunakan untuk menurunkan kolesterol. Sering kali menyebabkan myolysis, yaitu kerusakan otot. Selain itu, berkurangnya transmitter ke otak, dan libido menurun. Karena itu, sangat penting untuk selalu dimonitor oleh dokter penggunaannya,” jelas Djoko.
Selain bisa dikonsumsi dalam bentuk suplemen, phytosterol bisa didapatkan dari berbagai sumber makanan seperti jagung, flax seed, kacang kedelai, kelapa, kacang-kacangan, zaitun, termasuk juga minyak sayur.
Namun menurut peneltian terbaru, para penderita asthma dan penyakit pernapasan lainnya perlu berhati-hati mengonsumsi suplemen phytosterol.
Sebab, kebanyakan suplemen phytosterol terbuat dari kedelai yang dapat memicu kambuhnya penyakit tersebut. Karena itu, ada baiknya konsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi phytosterol.
(Bestari Kumala Dewi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News