Inilah 5 strategi menjaga dan mengembangkan bisnis di era pandemi

Selasa, 13 Oktober 2020 | 04:31 WIB Sumber: Kompas.com
Inilah 5 strategi menjaga dan mengembangkan bisnis di era pandemi

ILUSTRASI. Bagaimana strategi untuk tetap bertahan sekaligus bisa berkembang di era pandemi ini? KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/02/2019.


TIPS & TRIK - JAKARTA. Pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi semua sendi kehidupan. Perekonomian dunia pun mati-matian berjuang untuk bisa bergerak. Jutaan bisnis berjuang melawan keterpurukan dan ekonomi anjlok setiap hari. Di berbagai belahan dunia hampir semua sektor ekonomi terpukul. 

Tak terkecuali di Indonesia, tidak sedikit sektor yang sangat terpukul lantaran tidak adanya omzet. Khususnya para pelaku usaha bisnis, banyak yang mengalami penurunan omzet yang mengharuskan mereka untuk gulung tikar. 

Bagaimana strategi untuk tetap bertahan sekaligus bisa berkembang di era pandemi ini? 

Mengutip The Business Standard, Selasa (22/9/2020), berikut 5 cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan bisnis selama pandemi. 

1. Diskon dan penawaran gratis 

Cara ini mungkin terdengar berlawanan bagi beberapa orang, tapi jelas cara ini bisa Anda lakukan. Misalnya saja seperti aplikasi Zoom, saat ini tidak ada yang tidak mengenal aplikasi ini. Sejak masa pandemi penggunanya telah melonjak dari 10 juta orang menjadi 200 juta hanya dalam beberapa Minggu. 

Baca Juga: Resesi ekonomi di depan mata, yuk siapkan dana darurat dengan cara ini

Zoom memberikan penawaran gratis dan memang mereka tidak memperoleh keuntungan, tapi yang pasti perusahaan Zoom akan menghasilkan ribuan prospek baru dan pelanggan akan kembali membeli dalam beberapa hari mendatang. 

Entrepreneur.com dalam surveinya menemukan bahwa 30 persen adalah angka ajaib yang menarik pelanggan. Bahkan perusahaan e-commerce berbasis Fahsion, menghasilkan tanggapan yang memuaskan dengan menawarkan pengiriman gratis dan diskon di saat krisis ini. 

Jadi setiap bisnis perlu mencari tahu bagian mana produk atau layanan yang ditawarkan secara gratis atau dengan harga diskon. 

Baca Juga: Ingin keluar dari jeratan utang dengan cepat? Ikuti 7 langkah ini

2. Kolaborasi strategis 

Setiap bisnis memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Biasanya bisnis sangat kuat di bidang kompetensi intinya dibandingkan dengan bidang lain. Untuk itu, ini adalah waktu yang tepat untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain untuk melengkapi kelemahan dan membantu membangun produk layanan atau penawaran baru untuk pelanggan. 

Jadi inilah saatnya untuk mengindentifikasi dengan siapa bisnis dapat membuat kemitraan untuk menghasilkan pendapatan atau melakukan pekerjaan kemanusiaan. 

Baca Juga: Inilah tips hemat pengeluaran di tengah ancaman resesi ekonomi

3. Menjaga pelanggan lama 

Menurut Forbes, biaya akusisi untuk mendapatkan pelanggan baru, bisa 5 kali lebih banyak daripada mempertahankan yang sudah ada. Salah satu dari 3 perusahaan konsultan terbesar di dunia, Brain & Company, menemukan dalam sebuah penelitian bahwa jika reterensi pelanggan ditingkatkan 5 persen, laba dapat meningkat dari 25 persen menjadi 25 persen. 

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan bisnis dengan anggaran pemasaran terbatas adalah dengan menjaga pelanggan lama, pelanggan tetap, dan setia. Di masa krisis ini untuk mendapatkan output yang maksimal, bisnis perlu lebih cenderung ke arah pemasaran digital dan teknologi pemasaran. 

Baca Juga: Hindari 4 kesalahan ini saat lakukan interview kerja virtual

Alih-alih menghabiskan untuk akusisi pelanggan, lebih baik mengidentifikasi pelanggan tetap dan setia yang paling menguntungkan, serta merancang penawaran menarik untuk mereka. 

4. Inovasi bisnis 

Diperlukan inovasi untuk mengidentifikasi masalah utama, spesifik, dan unik dari pandemi dan pasca pandemi ini, serta menyelesaikannya. Uber di Amerika Serikat misalnya, memperkenalkan fitur baru Work Hub. Fitur ini memungkinkan pengemudi memberikan layanan berbeda untuk Uber Rata, Uber Works, dan lain-lain. Eric Ries dalam bukunya, Lean Startup, menyebutkan setidaknya ada 10 upaya inovasi yang bisa dilakukan untuk bisnis. 

5. Menjadi brand story 

Pada saat akhir Perang Dunia 2 , di saat orang -orang bersiap untuk menghadapi resesi ekonomi besar, perusahaan mobil di AS mulai meningkatkan upaya mereka untuk mengiklankan produknya. Hal serupa dilakukan oleh sebuah perusahaan real estat dengan membuat konsumen mereka memimpikan rumah baru. 

Baca Juga: Benarkah Omnibus Law ubah upah buruh jadi per jam? Ini kata Menteri Ketenagakerjaan

Saat ekonomi kembali bangkit, kedua perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang paling sukses setelah Perang Dunia 2. McKinsey, menyarankan perusahaan untuk fokus pada keterlibatan pelanggan, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan menciptakan hubungan yang dalam. 

Di masa physical distancing, bisnis harus sepenuhnya memanfaatkan pemasaran digital dan teknologi untuk menjangkau konsumen. Jika saat pandemi ini perusahaan merawat konsumen dan pegawai mereka dengan memberikan nilai dan konten yang layak, maka di masa depan perusahaan bisa mendapatkan hasil ribuan kali lipat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Simak, 5 Strategi Menjaga dan Mengembangkan Bisnis di Era Pandemi"
Penulis : Elsa Catriana
Editor : Erlangga Djumena

 

Selanjutnya: Facebook gelontorkan Rp 12,5 miliar untuk UKM Indonesia, ini cara mendapatkannya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru