TOKOH - JAKARTA. Terlahir sebagai anak seorang taipan, bukan berarti tidak ada perjuangan dalam kehidupan seorang Jonathan Tahir. Putra bungsu dari pasangan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady ini, justru mendapat tantangan besar dari sang ayah.
"You harus lebih hebat dari saya," tutur Jonathan menirukan ucapan sang ayah, Dato Sri Tahir, kepada KONTAN, Rabu (4/11). Cucu dari pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady ini pun sadar, mewujudkan harapan ayahnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Pria kelahiran Singapura 26 Februari 1987 menyadari, dirinya masih harus banyak belajar. Keinginannya untuk banyak belajar, mendorong pemilik gelar Bachelor of Science in Business Administration dari National University of Singapore ini memegang bisnis kesehatan di bawah kendali Mayapada Healthcare yang mengoperasikan Mayapada Hospital.
Pria berusia 33 tahun tersebut, saat ini menjabat Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Komisaris Utama PT Mayapada Healthcare Group yang merupakan enitas induk terakhir dari PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk (SRAJ).
SRAJ merupakan emiten yang mengoperasikan Mayapada Hospital. Di SRAJ, Jonathan juga memegang menjabat komisaris, sejak perusahaan ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 silam. "Sejak lima tahun lalu, saya lebih banyak mengurusi bisnis Mayapada Healthcare," tutur ayah dari tiga orang anak tersebut.
Keputusan Jonathan fokus menggarap bisnis Mayapada Healthcare dikarenakan dia ingin mengembangkan diri secara maksimal. "Di sini (Mayapada Healthcare) tiada famili. Saya bisa lebih berkarya di sini. Bisa membangun secara langsung," ucap Jonathan.
Karena minimnya peran keluarga, maka Jonathan memiliki prinsip harus menjadi orang yang rasional. Artinya, dia membutuhkan pembelajaran dari para profesional untuk mendapatkan masukan, sebelum dia mengambil keputusan tepat bagi perusahaan.
"Leadership itu bukan it's my way or the highway. Saya tidak mau orang hanya bilang iya saja, atas apa yang saya inginkan. Saya membutuhkan tim yang bagus," imbuh Jonathan.
Maklum, bisnis Mayapada Healthcare saat ini sudah cukup besar yang menghidupi sekitar 2.000 karyawan. Dia tidak ingin, pepatah China yang mengatakan kekayaan tidak akan melewati tiga generasi, menimpa bisnis Mayapada.
Meski tidak mempercayai pepatah tersebut, Jonathan ingin perusahaan yang dipimpinnya dikelola secara profesional. "Banyak contoh perusahaan di luar negeri, bertahan hingga 100 tahun. Itu karena mereka dikelola secara profesional. Sehingga Mayapada bisa terus ada, dari generasi ke generasi," kata Jonathan.
Selain bisnis kesehatan, Jonathan menyebut dirinya membidangi bisnis properti perkantoran. Salah satu bisnis perkantorannya dijalankan melalui MYP Ltd perusahaan properti yang tercatat di Bursa Efek Singapura atau Singapore Exchange (SGX).
Pada perusahaan beraset SGD 936,16 juta per 31 Maret 2019 tersebut, Jonathan memegang jabatan Executive Chairman sekaligus CEO. MYP memiliki dua aset utama, yakni MYP Centre dan ABI Plaza.
Jonathan saat ini juga tercatat sebagai pemegang saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO). Dia mendekap 33,99% saham MPRO. Namun di MPRO, penggemar klub sepakbola Juventus ini mengaku hanya sebagai pemegang saham saja, tidak terjun mengurusi bisnis perusahaan yang fokus di bidang development.
Dari semua aktivitas yang Jonathan kerjakan, dia mengaku bersyukur mendapat banyak wejangan dari orang tuanya. "Do good on your work and do good on your society," kenang Jonathan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News