Kebiasaan Ini Bisa Merusak Potensi dan Perkembangan Anak, Orangtua Perlu Hati-Hati

Kamis, 10 Agustus 2023 | 12:12 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Kebiasaan Ini Bisa Merusak Potensi dan Perkembangan Anak, Orangtua Perlu Hati-Hati

ILUSTRASI. Kebiasaan Ini Bisa Merusak Potensi dan Perkembangan Anak, Orangtua Perlu Hati-Hati.


PARENTING -  Rumah merupakan sekolah pertama bagi anak dan orangtua menjadi guru pertamanya. Kebiasaan dan pola asuh orangtua bisa mempengaruhi perkembangan serta potensi buah hati. 

Menurut Prof. Rachma Hasibuan, pakar pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa), setiap ucapan orang tua bisa berdampak pada psikologis dan perkembangan karakter anak.

Karena itulah, orang tua harus hati-hati dalam memilih kalimat yang akan diucapkan. Dalam konteks ini, ada beberapa kebiasaan orang tua yang tanpa disadari itu berdampak pada potensi dan perkembangan anak.

Baca Juga: Anak Usaha BUMN KAI Buka Lowongan Kerja 2023 Buat Fresh Graduate, Ini Infonya

Kebiasaan yang merusah perkembangan anak

Kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi merusak pertumbuhan buah hati diantaranya yakni:

1. Membanding-bandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya. 

Ini bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak pada usaha dan kemampuannya. Mentalitas anak bisa tertekan dan mereka jadi takut untuk melakukan apapun dan lamban laun itu membatasi perkembangan potensi mereka.

2. Menyakiti perasaan dengan mengatakan hal-hal negatif seperti celaan fisik atau psikis. 

Dampak tindakan ini adalah anak menjadi tidak percaya diri, membenci dirinya sendiri, merasa cemas bahkan dalam waktu yang lama itu bisa sampai terjadi gangguan mental.

3. Suka 'mengkambinghitamkan' anak atas suatu kejadian atau persoalan. 

Biasanya ada beberapa orang tua yang ketika ada persoalan melimpahkan kekesalan kepada anaknya dengan kata-kata seperti, gara-gara kamu nih, karena perbuatanmu, ulahmu, dan kata serupa lainnya.

Anak yang sering jadi dikata-katain sebagai penyebab dari persoalan bisa cenderung diam, tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan. 

Anak berpotensi diam dan tidak menceritakan apapun kepada orang tuanya. Dikhawatirkan anak menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar sana.

4. Menakut-nakuti anak dengan suatu hal. 

Beberapa tindakan ini seperti menyampaikan kalimat; kalau tidak bobo, nanti digigit setan dan berbagai ucapan menakutkan lainnya. 

Hal seperti itu secara tidak langsung menimbulkan efek ketakutan serius bagi anak, merusak imajinasi mereka tentang realitas dan lama kelamaan anak berpotensi trauma.

5. Membiasakan atau mengucapkan kalimat yang ‘membuang’ nilai positif 

Contohnya dari kebiasaan ini seperti "Nak, berbohong itu tidak masalah loh". Kalimat-kalimat tersebut dapat berpengaruh negatif dimana anak akan merasa bahwa berbohong merupakan hal yang wajar.

Baca Juga: Buat HRD Terkesan, Ini Tips Menceritakan Tentang Diri saat Interview Kerja

Tips parenting yang tepat

Ada beberapa hal sederhana yang dianjurkan untuk orang tua lakukan kepada anak yakni:

1. Memberi contoh dalam bentuk perilaku. 

Pada masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak cepat menyerap dan meniru apa yang ada di lingkungannya, termasuk kebiasaan orang tuanya. 

Karena itu, orang tua perlu memberi contoh dan menjadi teladan perilaku bagi anak. Itu lebih efektif untuk membentuk perilaku sejak dini.

2. Mengucapkan kalimat positif dan memotivasi

Contoh dari tindakan ini seperti sesekali memberikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dengan begitu, kepercayaan diri seorang anak terbangun. 

Selain itu juga bisa membantu anak untuk berkembang dan tidak merasa frustasi saat mengalami kegagalan.

3. Membangun hubungan baik dengan anak salah satunya melalui komunikasi dari hal-hal keci. 

Kedekatan dan harmonisasi keluarga dapat diwujudkan melalui komunikasi antar anak dan orang tua. 

"Komunikasi ringan seperti menanyakan keseharian kepada anak, pendapat mereka tentang makanan misalnya, baju dan seterusnya. Ini bisa membuat anak menjadi lebih dekat dengan orang tuanya," Jelas Prof. Rachma Hasibuan, dikutip dari situs Unesa.

4. Membiasakan rasa tanggung jawab. 

Paling sederhana seperti orang tua sesekali minta maaf kepada anak, jika misalnya orang tua melakukan kesalahan. 

Ini sekaligus membiasakan anak akan rasa tanggung jawab, mengaku salah dan minta maaf ketika suatu waktu mereka berbuat salah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru