Kejayaan Atalanta di Liga Champions, dibayar ribuan nyawa di Italia

Kamis, 26 Maret 2020 | 10:48 WIB Sumber: Kompas.com
Kejayaan Atalanta di Liga Champions, dibayar ribuan nyawa di Italia

ILUSTRASI. Ilustrasi penyebaran virus corona di Italia


VIRUS CORONA - JAKARTA. Klub asal Italia, Atalanta, berhasil mencuri perhatian dalam ajang Liga Champions musim 2019-2020. La Dea, julukan Atalanta, bukanlah tim yang diunggulkan. Mereka berstatus debutan dalam pentas paling bergengsi di Benua Eropa tersebut. 

Kendati berstatus tim debut, Atalanta mampu mengukir sejarah baru. Mereka berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions dan bertemu dengan wakil Spanyol, Valencia. 

Tepat pada 19 Februari 2020 waktu setempat, malam di Kota Bergamo dan Milan terasa indah. Bergamo yang notabene adalah kota tempat Atalanta berasal dan Milan, khususnya Stadion San Siro, menjadi saksi kemenangan besar La Dea atas Valencia. 

Baca Juga: Dilema dokter Israel di Italia: Kami tak tolong mereka yang berusia di atas 60 tahun

Di hadapan 45.000 penonton yang datang, Atalanta berhasil mempecundangi Valancia dengan skor 4-1. Langkah skuad asuhan Gian Piero Gasperini menuju delapan besar Liga Champions terbuka lebar. 

Tinta emas Atalanta mulai tertulis. Malam indah itu kembali berlanjut pada 10 Maret 2020. La Dea kembali mengalahkan Valencia di leg kedua babak 16 besar Liga Champions meski berstatus tim tamu. 

Gelandang andalan Atalanta Josip Ilicic, memborong empat gol sekaligus dalam kemenangan timnya 4-3 atas Valencia. Agregat 8-4 untuk kemenangan Atalanta membuat Josip Ilicic cs berhak melaju ke perempat final Liga Champions. 

Kota Bergamo benar-benar indah saat itu. Gegap gempita hampir terasa di tiap sudut wilayah yang berjarak 60 km dari Milan ini. Rasa bangga mereka mengalahkan kabar makhluk kecil berukuran 125 nanometer asal Wuhan, China, bernama virus corona atau Covid-19. 

Pada malam indah pertama (19 Februari 2020), Kota Bergamo bahkan Italia belum mengenal jelas virus corona. Kasus Covid-19 di Italia pertama kali dikonfirmasi pada 20 Februari 2020, ketika seorang pria 38 tahun memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di kota Codogno, Lombardy, yang berjarak sekitar satu setengah jam menggunakan mobil dari kota Bergamo. 

Namun, banyak ahli kesehatan di Italia memprediksi bahwa Covid-19 sudah tiba di Italia jauh sebelum kasus pertama ditemukan. Selang tiga hari setelah laga Atalanta vs Valencia di San Siro, satu nyawa terenggut akibat virus corona. 

Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori, menyebut secara gamblang bahwa malam indah pertama bagi penduduk di wilayahnya adalah penyebab utama penyebaran virus corona di Italia. Gori tak segan menyebut pertandingan Atalanta vs Valencia sebagai bom biologis Covid-19 dari Milan ke Bergamo, Provinsi Lombardy, dan kemudian menyebar ke seantero Negeri Pizza. 

Baca Juga: Kedodoran tangani corona, AS bisa menjadi seperti Italia

"Pertandingan itu merupakan bom biologis. Saat itu, kami sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Jika virus itu mulai merebak, sekitar 40.000 fans yang datang ke San Siro (Milan), sudah pasti terinfeksi," ungkap Gori dikutip Marca. 

"Tak ada yang tahu bahwa virus itu bergentayangan di sekitar kami. Banyak sekali yang menyaksikan pertandingan itu secara bergerombol dan banyak sekali kontak fisik malam itu. Virus itu menyebar dari satu orang ke orang-orang lain," tandas dia. 

Senada dengannya, kapten Atalanta, Alejandro Gomez, juga mengakui bahwa laga Atalanta vs Valencia di San Siro adalah biang kerok Covid-19 di Italia. "Pada awalnya, banyak sekali misinformasi, kami menganggapnya remeh," ujar Gomez dikutip dari Football Italia. 

"Kami pikir itu adalah flu biasa dan kami bisa melanjutkan pertandingan secara normal. Ketika kematian muncul, kami mulai khawatir. Seseorang di San Siro sudah terjangkit. Kami semua menunggu apakah semua dari kami memperlihatkan gejala," tambahnya. 

"Mengizinkan memainkan laga tersebut sangat ngeri. Tidak ada pengecekan dari Valencia, semuanya sangat santai. Saya pikir situasi di Bergamo saat ini ada hubungannya dengan laga Liga Champions tersebut. Ada 12.000 penduduk di sini dan 45.000 penonton di Stadion San Siro saat itu," tegas dia.

Baca Juga: Mengapa tingkat kematian akibat corona di Italia paling tinggi?

Meski tidak digelar di Bergamo, rakyat Bergamo berbondong-bondong menuju Milan untuk menyaksikan tim kesayangan mereka, Atalanta, melawan Valencia walau harus menempuh jarak sejauh 60 km. 

Setidaknya pada laga tersebut ada lebih dari 45.000 orang yang memadati Stadion San Siro, termasuk juga suporter Valencia yang bertandang. Laga tersebut terpaksa digelar di Stadion Giuseppe Meazza karena markas Atalanta di Atleti Azzurri d’Italia, Bergamo, tidak lolos standar UEFA untuk menggelar laga Liga Champions. 

Kini, Italia menjadi penyumbang korban jiwa tertinggi di dunia. Hingga Kamis (26/3), jumlah kasus terinfeksi virus corona di Italia sebanyak 74.386 kasus. Dengan 7.503 di antaranya meninggal dunia. Kabar baiknya, 9.362 jiwa berhasil sembuh dari virus corona. (Mochamad Sadheli)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tinta Emas Atalanta di Liga Champions "Dibayar" Ribuan Nyawa".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Anna Suci Perwitasari
Terbaru