Kempar usulkan KEK pariwisata di Aceh

Sabtu, 30 Maret 2019 | 14:25 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Kempar usulkan KEK pariwisata di Aceh


WISATA - JAKARTA. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengusulkan agar Aceh membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.

Usul ini disampaikan kepada PLT Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Kadisbudpar Aceh Jamaluddin. "Tantangan negara yang terbesar adalah dalam perizinan karena birokrasinya berbelit-belit dan KEK akan memudahkan. Lihat saja Nusa Dua Bali, prosesnya sangat mudah dan itu kelebihan dari KEK. Kelebihan yang kedua adalah pelayanan dan yang ketiga saat menjadi KEK maka infrastruktur dan fasilitas dasar akan didukung penuh oleh pemerintah," ujar Menpar dalam keterangan resminya, Sabtu (30/3).

Usul pembentukan KEK pariwisata di Aceh bukan tanpa dasar, terlebih dengan mempertimbangkan sektor pariwisata Aceh yang berkembang serta tingginya minat masyarakat untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu tujuan wisatawan. Bahkan, Aceh saat ini sedang bersiap menuju target sebagai salah satu world best halal destination.

Posisi Aceh sebagai destinasi halal memang tidak diragukan. Saat ini Aceh bersama dengan Lombok sedang mengarah untuk menjadi destinasi wisata halal. Namun untuk saat ini, Aceh masih menghadapi masalah aksesibilitas. Untuk itu Kempar menawarkan insentif bagi airlines yang mau membuka rute baru ke Aceh.

"Untuk itu bila ada airlines yang mau membuka rute baru penerbangan, Kempar akan memberikan insentif hingga 50%. Kempar juga akan memberikan subsidi di awal-awal bagi flight yang membuka rute baru karena demand-nya pasti masih kecil. Terutama rute flight dari dan ke China Selatan serta India," tambah Arief.

Wisatawan dari China Selatan dan India, merupakan segmentasi wisatawan yang dapat ditarik ke Aceh. "China Selatan yang mayoritas muslim memiliki potensi sebagai kantong wisatawan. Kesukaan mereka adalah pantai dan ikan cakalang. Selain China, India juga bisa ditarik karena 40% penduduknya adalah muslim," jelas Arief.

Dari segi atraksi Arief meminta beberapa nilai seperti creative value, commercial value, dan consistency diperhatikan. "Creative value misalnya dengan menggunakan koreografer dengan nama yang mendunia dan desainer untuk memoles gerakan serta kostum penari Aceh. Sementara itu, commercial value terkait dengan investasi untuk menarik orang. Komposisinya preevent harus 50%, on event 30%, dan post event 20%. Terakhir, consistency, event-event dapat masuk CoE asalkan konsisten dilakukan dalam tiga dan empat tahun," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru