INDUSTRI OTOMOTIF - JAKARTA. Kenyamanan konsumen terhadap kualitas produk dan layanan purna mendatangkan repeat order kendaraan Isuzu. Hal itu terbukti dari peningkatan penjualan produk Isuzu beberapa tahun belakangan ini.
Data Gaikindo menyebutkan, sepanjang 2021, penjualan Isuzu naik 52% dari tahun 2020 yakni dari 17.855 unit jadi 27.276 unit. Lalu, semester 1 2022, penjualan Isuzu meraih 14.956 unit atau melonjak 25% jika dibandingkan periode yang sama 2021 sebanyak 11.968 unit. Dari total penjualan Isuzu itu, sebanyak 50% adalah repeat order.
Animo konsumen terhadap kendaraan Isuzu juga terlihat dari penjualan di GIIAS 2022. Sepanjang penyelenggaraan GIIAS pada 11-21 Agustus, Isuzu meraih penjualan 589 unit. Angka itu meningkat tajam dari GIIAS 2021 yang hanya 459 unit.
“Kami terus berupaya memberikan pelayanan maksimal, fokus pada apa yang dibutuhkan konsumen. Apalagi, kendaraan Isuzu yang digunakan merupakan alat produksi yang sebisa mungkin tidak boleh stop operasi, sehingga performa harus terus prima,” tutur General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril dalam keterangannya, Senin (22/8).
Baca Juga: Astra Financial Bukukan Nilai Transaksi Senilai Rp 1,56 Triliun di GIIAS 2022
Dari sisi produk, Isuzu memiliki kendaraan berkualitas. Di era Euro 4, truk Isuzu jadi pilihan tepat konsumen karena sudah berpengalaman lebih dari 11 tahun dengan mesin commonrail.
“Tidak saja dalam hal produk, tetapi yang lebih penting adalah mekanik-mekanik Isuzu sudah berpengalaman menangani mesin commonrail,” tutur Attias.
Pihaknya terus memperkuat layanan purna jual seperti menambah jaringan bengkel dan mengoptimalkan semua Bengkel Isuzu Berjalan (BIB), bengkel mitra Isuzu (BMI), partshop, dan program kontrak aftersales service. Termasuk menyediakan fasilitas Isuzu Link di mana customer bisa memantau rapor kendaraan, juga bisa menghubungi Tim Isuzu dengan mudah di manapun kendaraan berada.
Jumlah BIB, BMI, dan partshop Isuzu terus meningkat. Tercatat, pada 2019, jumlah BMI mencapai 25 bengkel, lalu pada 2020 sebanyak 45 bengkel, 2021 sebanyak 84 bengkel, dan 2022 (YTD Juli) sebanyak 108 bengkel. Kemudian, untuk BIB pada 2019 sebanyak 136 bengkel, lalu 2020 mencapai 140 bengkel, 2021 sebanyak 149 dan 2022 (YTD Juli) sebanyak 157.
Peningkatan juga terjadi pada partshop yang pada 2019 hanya 975 menjadi 1.301 pada 2020, lalu bertambah mencapai 1.499 partshop pada 2021, dan hingga Juli 2022 sudah mencapai 1.615 partshop.
Tidak hanya itu, Isuzu juga meningkatkan layanan purna jual dengan menghadirkan Part Depo di Makassar, untuk melayani kawasan Indonesia Bagian Timur (IBT).
Sebelumnya, Presiden Direktur PT IAMI Ernando Demily menyatakan, faktor pendukung yang mendorong pasar kendaraan niaga tahun ini, makin membaiknya harga komoditas batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Belum lagi meningkatnya industri cold chain saat masa pandemi.
Baca Juga: Nilai Transaksi Astra Financial dalam GIIAS ICE BSD 2022 Mencapai Rp1,557 Triliun
Faktor pendukung lainnya, proyek infrastruktur pemerintah yang mulai berjalan kembali. Termasuk faktor perkembangan industri e-commerce yang tahun 2021 mencapai lebih dari Rp 400 triliun, naik 51% dari tahun 2020.
“Makanya, kami optimistis pasar kendaraan niaga tetap akan tumbuh,” ujar Ernando.
Ernando menambahkan, pihaknya menargetkan tahun ini bisa meraih peningkatan pangsa pasar untuk segmen ELF sebesar 25 %. Lalu, Giga 14%, dan Traga sebesar 35%.
Pada kesempatan terpisah, Direktur PT Astra International Tbk Gidion Hasan menyatakan, Isuzu memiliki kekuatan dari sisi produk karena berpengalaman dengan mesin untuk Euro4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News