Pernak-pernik yang menjadi landmark atau simbol sebuah negara sering dikoleksi untuk menunjukkan jati diri seseorang. Umpamanya, jika seseorang tersebut pernah berada di Belanda, tentu tak aneh kalau dia memiliki kegemaran mengoleksi pernak-pernik berbau Belanda.
Inilah yang mendasari Yudy Rizard Hakim, Chief Corporate Affairs Officer PT Bakrieland Development Tbk untuk mengumpulkan pernak-pernik dan aksesori Belanda. "Tahun 2009, saya mulai aktif membeli," katanya, Kamis (22./3).
Yudy memang memiliki hubungan emosional dan sejarah dengan Negara Kincir Angin ini. Selain pernah tinggal di Belanda saat masih kanak-kanak, Yudy yang lahir di Surabaya 46 tahun lalu ini juga mengaku memiliki darah Belanda.
Hunting sendiri
Selama hampir empat tahun mengoleksi, saat ini ratusan pernak-pernik dan aksesori berbau Belanda sudah dikumpulkan Yudy. Dia sengaja membeli dan mengumpulkan barang-barang tersebut saat berkunjung langsung ke Belanda.
Selain hunting sendiri, Yudy mengaku banyak membeli barang-barang koleksi via internet. Bahkan, 98% barang-barang koleksinya yang bernuansa Belanda dia beli di dunia maya, seperti situs marktplats.com. Namun demikian, "Tetap ada tawar-menawar," katanya.
Barang-barang tersebut dibeli dengan harga bervariasi. Harga termurah senilai € 2 per unit hingga sekitar € 25 per unit. Sedangkan termahal, Yudy tidak mau menyebut, "Kalau yang mahal biasanya barangnya terbatas dan memiliki sertifikat," ujarnya.
Yudy menyebut, beberapa koleksi yang dimilikinya antara lain hiasan keramik biru atau delft blue, iklan kuno, jam, litografi, dan tegel aneka bentuk dengan simbol Belanda seperti kincir angin dan bunga tulip.
Dia merinci, setidaknya ada sekitar 550 pernak-pernik Belanda berupa delft blue dan tegel. Sedangkan untuk jam jumlahnya mencapai sembilan unit, saham kuno 10 unit, dan lampu gantung 14 unit.
Meski sangat berharga, namun Yudy mempersilakan kalau ada yang berminat membeli koleksinya. Tapi jangan salah, Yudy hanya melepas koleksinya satu paket dengan apartemen. "Interior dan bangunan merupakan satu kesatuan," ujar Yudy. Tertarik memilikinya? Yudy membanderol dengan harga Rp 5,5 miliar.
Namun alasan berbeda diungkapkan Satria Hamid Ahmadi, Head of Public Affairs Carrefour Indonesia. Rajin mengoleksi pernak-pernik bernuansa Prancis, Satria menyukai negara itu karena kantor pusat Carrefour berada di Prancis. "Selain untuk koleksi sendiri, pernak-pernik yang saya beli juga untuk oleh-oleh," katanya.
Hingga saat ini, Satria menghitung, setidaknya ada 70 unit pernak-pernik asal Prancis yang dimilikinya. Selain landmark kota Paris menara Eiffel, Satria juga memiliki baju, topi, mug, dan jam berbau Prancis. Bahkan, Satria mengaku memiliki satu barang yang menjadi kebanggaannya yakni kaos khas Prancis. "Bukan karena harganya, tetapi karena sejarahnya," kata Satria.
Karena alasan itulah, Satria masih enggan melepas koleksi-koleksinya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News