Kuliner dinasti Ming berbalut tanah liat

Jumat, 13 Juli 2012 | 08:24 WIB Sumber: Harian KONTAN, 13 Juli 2012
Kuliner dinasti Ming berbalut tanah liat

ILUSTRASI. PT Aneka Tambang atau Antam (Persero) Tbk menyediakan layanan pembelian dan penyimpanan emas yang diberi nama Berencana Aman Kelola Emas (Brankas). Tribunnews/Herudin


Siapa pun tentu telah mengetahui kekayaan dan keanekaragaman makanan China. Tak hanya di masa kini, kuliner dari negeri Tiongkok ini merupakan salah satu warisan turun-temurun dari zaman dinasti atau kekaisaran. Salah satunya berasal dari Dinasti Ming. Hingga saat ini masih banyak makanan asal Dinasti Ming yang digemari, seperti Ayam Kaisar atau Emperor Chicken.

Nah, salah satu restoran di Jakarta yang menyajikan menu warisan dinasti terbesar di China tersebut adalah Ming Dine and Chill. Andrew Tjioe, Executive Chairman Ming Dine and Chill, mengklaim Emperor Chicken sangat disukai oleh pecinta kuliner, terutama para pemburu masakan bercita rasa chinese.

Selain rasanya khas, Emperor Chicken cukup digemari karena proses dan penyajiannya unik. Maklum, lazimnya ayam panggang hanya dibungkus dengan daun. Tapi, pada menu ini, daging ayam dibakar dengan dibalut tanah liat. "Tanah liat ini berfungsi menutup aroma serta rasa dari aneka bahan makanan yang ada di dalam ayam pada saat dipanggang, sehingga rasanya tetap terjaga dengan baik," kata Andrew.

Li Man, Senior Executive Chef Ming Dine and Chill, menambahkan, untuk membuat menu ini dibutuhkan satu ayam utuh tanpa tulang. Lalu, ayam direndam selama dua jam di dalam anggur khas China bernama Hua Diao. Kemudian, ayam tersebut dicampur dengan rebung, jamur wild tea, jamur frangrant, dan bebek panggang yang dagingnya telah disuwir sebelumnya.

Setelah dicampur, daging ayam dibungkus dengan daun teratai dan kertas roti, baru kemudian dimasukkan atau dibungkus dengan tanah liat. Selanjutnya, dipanggang selama empat jam. "Prosesnya memang lama, tapi hasilnya tekstur ayam begitu empuk dan rasanya lembut," ujar Li.

Selain Emperor Chicken, menu kuliner Dinasti Ming yang juga tersedia di Ming Dine and Chill adalah Abalone Panggang Garam. Untuk memasaknya dibutuhkan waktu hingga 8 jam. "Biasanya menu ini disajikan pada acara-acara khusus. Makanya agar bisa memperolehnya harus dipesan sehari sebelumnya," kata dia.

Berpadu dengan wine

Menurut Andrew, Ming Dine and Chill sudah sekitar 16 tahun menyediakan aneka menu khas chinese, terutama yang berasal dari Kanton, Sichuan dan Hunan. "Kanton itu terkenal dengan dim sum, sup, dan sejumlah varietas makanan laut. Sedangkan Sichuan dan Hunan terkenal dengan makanannya yang pedas dan medok," katanya.

Ming Dine and Chill yang berada di lantai 2 Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, ini merupakan relokasi dari lokasi sebelumnya di Setiabudi Building. Sesuai namanya, resto ini juga bisa digunakan sebagai tempat kongko. Di bagian dalam ada delapan ruang VIP yang dilengkapi hiburan karaoke TV, dan bar yang menyajikan aneka wine.

Richard Irving, Technical Advisor PT Dima International Wines, perusahaan pemasok wine kepada Ming Dine and Chill, mengatakan wine yang disediakan di tempat ini bukan sekadar untuk diminum, tetapi juga sebagai pencampur rasa masakan. "Kami telah meriset dan memproduksi wine yang bisa menambah cita rasa masakan restoran ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru