PAMERAN SENI - JAKARTA. Kesuksesan lelang lukisan Salvator Mundi dirasa merupakan bagian dari infrastruktur seni Barat yang sudah siap, apresiasi histori dan kesempatan lelang terbuka lukisan Leonardo Da Vinci yang sangat jarang.
Mengutip pemberitaan Telegraph, dalam 19 menit mulainya pelelangan, seorang peserta lelang anonim membelinya dengan nilai US$ 450,3 juta dan menjadi rekor penjualan tertinggi dalam sejarah lelang dunia.
Padahal pada masa pra-penjualannya di 15 November, pihak balai lelang Christie memperkirakan harganya akan mencapai US$ 100 juta.
Edwin Rahardjo, Ketua Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI) menjelaskan, lonjakan harga pada karya seni Da Vinci tersebut lantaran infrastruktur seni Barat dan nama besar pujangga yang mendorong apresiasi dan minat pasar.
"Ada berapa puluhan museum, buku dan berapa orang dan majalah yang menyatakan itu hebat, sehingga harganya menjadi ratusan juta," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/11).
Ibaratnya, karya kawakan seperti Leonardo Da Vinci bagai saham blue chip yang sangat langka, penuh histori maka mahal sekali.
Pun sudah nama Da Vinci sudah terukir sebagai salah satu seniman, bahkan ilmuwan, yang mengubah dunia. Ada pula faktor kelangkaannya juga menjadi alasan mengapa harganya dapat melejit tinggi.
"Karena dijual terbuka dan karena lukisan ini dianggap karya terakhir Leonardo Da Vinci yang bisa sampai ditawarkan ke publik, maka minat lelangnya sangat tinggi," jelas Kurator sekaligus pemilik Sidharta Auctioneer Amir Sidharta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News