EDUKASI - Majas cukup sering dipakai dalam kalimat bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, serta sering dipelajarai khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Majas adalah salah satu gaya bahasa untuk membuat suasana dalam kalimat menjadi lebih hidup.
Dengan kata lain, melansir dari situs Sekolah BPK Penabur, majas merupakan ungakan yang dipakai agar suatu kalimat semakin hidup.
Selain itu, dengan menggunakan majas tidak jarang mmebuat orang lain lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan.
Baca Juga: Lowongan Kerja BPJS Kesehatan 2022 Terbaru, Banyak Posisi Dibuka!
Jenis-jenis majas
Sebenarnya ada banyak sejali jenis majas dalam bahasa Indonesia, namun hanya beberapa saja yang sering dipakai.
Ada setidaknya tiga jenis majas yang banyak dipakai dan muncul dalam pelajaran, yakni:
1. Majas Perbandingan
Jenis majas ini cukup sering muncul di materi pembelajaran. Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan antara satu objek dengan objek lain. Majas yang termasuk dalam majas perbandingan adalah:
- Majas metafora
- Alegori
- Hiperbola
- Litotes
- Pars pro toto
- Totem pro parte
- Eufemisme
- Metonimia
2. Majas Sindiran
Merupakan majas yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dengan cara menyindir. Untuk jenisnya yang paling banyak muncul di pelajaran sekolah seperti sinisme, ironi dan sarkasme.
3. Majas Penegasan
Jenis majas ini adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara tegas. Beberapa jenis majas penegasan adalah aliterasi, repetisi dan pleonasme.
Baca Juga: Tips Membuat CV yang ATS Friendly Buat Melamar Kerja
Contoh masing-masing majas
1. Majas Metafora: Menggunakan perumpamaan atau analogi pada dua hal yang berbeda.
Contohnya: Di kelas, Dito dikenal sebagai kutu buku.
2. Majas Alegori: Menggunakan penggambaran atau kata kiasan.
Contohnya: Kita hidup seperti roda berputar, terkadang diatas, kadang juga di bawah.
3. Majas hiperbola: Menggunakan atau mengandung arti ungkapan berlebihan atau tidak masuk akal.
Contohnya: Suara itu sangat menggelegar sampai membelah angkasa.
4. Majas Litotes: Mengungkapkan penurunan kualitas yang bermaksud merendahkan diri.
Contohnya: Maaf kita pakai gerobak saya saja untuk pergi ke kantor kelurahan
5. Majas Pars Pro Toto: Memakai sebagian unsur atau objek untuk menunjukkan semua objek.
Contohnya: Sejak tadi malam, Budi tidak memperlihatkan batang hidungnya.
6. Majas Totem Pro Parte: Mengungkapkan seluruh objek padahal sebenarnya hanya sebagian objek saja.
Contohnya: Timnas Indonesia mengalahkan Malaysia dalam final sepak bola tadi sore.
7. Majas Metonimia: Menyatakan sesuatu dengan menggunakan kata lain yang memiliki keterkaitan (misalkan sebuah merek dagang).
Contoh: Jamaah umroh Indonesia berangkat ke Mekkah menggunakan Garuda.
8. Majas Eufimisme: Memakai ungkapan lebih halus pada ungkapan yang dinilai cukup kasar atau merugikan.
Contoh: Kini tengah dibahas penyesuaian tarif listrik.
9. Majas Personifikasi: Membandingkan benda mati dengan manusia, seolah-olah benda itu mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh: Hembusan angin membelah membelai lembut rambur gadis itu.
10. Majas Ironi: Sindiran yang digunakan untuk menyembunyikan fakta dan mengatakan yang sebaliknya.
Contoh: Suaranya sangat merdu layaknya kaset kusut.
Baca Juga: Inilah Gejala dan Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke, Wajib Dicatat!
11. Majas Sarkasme: Biasa dianggap sebagai sindiran kasar.
Contoh: Putih sekali wajahmu, sampai bedaknya bisa ku sendok.
12. Majas Sinisme: Bersifat mencemooh atas pemikiran atau ide.
Contoh: Kamu sudah bisa kan? Kenapa masih bertanya?
13. Majas Pleonasme: Menambahkan keterangan ke dalam kalimat yang sudah jelas (sebetulnya tak diperlukan).
Contoh: Dia sudah naik ke atas.
14. Majas Repetisi: Menggunakan pengulangan kata, frasa atau klausa untuk mempertegas artinya.
Contoh: Awas, tunggu aku datang besok! Tunggu!
15. Majas Retorika: Berbentuk kalimat tanya, tapi tidak membutuhkan jawaban. Tujuan kalimat tersebut hanya sebagai penegasan pada suatu hal.
Contoh: Siapa yang tidak ingin terlahir cantik dan kaya raya?
16. Majas Aliterasi: Memakai pengulangan huruf konsonan di awal kata.
Contoh: Beli buku baru bersama Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News