CLOSE [X]

Makanan yang Terbuang dan Menjadi Sampah di Indonesia Terus Meningkat

Sabtu, 02 Maret 2024 | 12:39 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Makanan yang Terbuang dan Menjadi Sampah di Indonesia Terus Meningkat

ILUSTRASI. Bahan sisa makanan


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA. Indonesia menghadapi peningkatan jumlah food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah. Ini mengkhawatirkan. Laporan United Nations Environment Programme (UNEP), melalui UNEP Food Waste Index Report 2021 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kedua secara global dan teratas di Asia Tenggara. Menghasilkan 20,93 juta ton food waste setiap tahun.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN)/Bappenas melaporkan, pembuangan limbah makanan nasional ini berdampak antara lain pada kerugian ekonomi yang mencapai Rp 213 triliun – Rp  551 triliun per tahun. Kondisi ini setara 4%-5% produk domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia. Yang menjadikannya miris, Indonesia menempati peringkat ke-77 dari 125 negara dalam hal risiko kelaparan sesuai laporan Global Hunger Index tahun 2023.

Sementara dampak pada lingkungan  tak dapat diabaikan. Selama ini ada pemahaman, pangan terbuang bersifat organik dan dapat terurai secara hayati ini berkontribusi pada lonjakan produksi sampah makanan. Ketika lonjakan ini tak mendapat perhatian, masalah serius seperti ancaman gas metana, pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan akibat buruknya pengelolaan sampah akan segera menjadi permasalahan baru.

Food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah ini juga berkontribusi pada total emisi gas rumah kaca secara internasional. "LG berkomitmen turut mengatasi persoalan food waste and insecurity sebagai isu penting dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Lee Tae-Jin, Presiden PT LG Electronics Indonesia, Kamis (29/2). 

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Food Waste Tertinggi di Dunia

LG berperan meminimalkan pangan terbuang ini melalui pengembangan inovasi pada perangkat kulkas miliknya. Penciptaan kondisi sempurna untuk menjaga kesegaran dan rasa yang menjadi fokus utama inovasi ini, tak lepas dari keberadaannya sebagai komponen kunci dalam mengurangi jumlah makanan yang mesti terbuang. Kulkas LG InstaView Door-in-Door membantu pemiliknya menyajikan makanan dan camilan lezat, sementara pada saat berbarengan, memungkinkan untuk memperpanjang umur bahan-bahan.

Kulkas LG InstaView Door-in-Door mengurangi kehilangan udara dingin dengan menyimpannya di tempat paling penting, yaitu di dalam ruangan. Semakin banyak udara dingin berarti semakin  makanan Anda akan tetap segar lebih lama. 

Herman Andryanto, Co-Founder FoodCycle Indonesi  mengatakan penting mempromosikan edukasi mengenai pentingnya praktik pangan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan filosofi untuk memutus siklus kelaparan pada komunitas kurang mampu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian

Terbaru